"Kita buat sendiri karena untuk memastikan supaya bahan-bahan aman, karena ada lebih dari 1000 orang yang makan dan kita juga ingin memastikan kehalalan produk," kata Fasmawati, yang telah menyediakan snack dan makan siang untuk anak-anak sekolah sejak tahun 2006.
Fasmawati menyatakan tanggung jawab penuh terhadap korban yang mengalami keracunan.
"Kita tanggung jawab dan semua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit," tegasnya.
Dari total 900 lebih siswa dan guru SD dan SMP IT, sebanyak 50 siswa dilarikan ke RS Bunda, 48 siswa ke RSUD, dan 8 orang ke RS Pertamina.
Sekitar 5 anak dibawa pulang oleh Wali mereka karena Wali tersebut merupakan dokter atau tenaga medis yang dapat merawat anaknya.
Sementara itu, 9 orang guru juga dibawa ke RS. "Dari total siswa kita, sekitar 9 persen yang mengalami mual dan muntah dari total jumlah yang mengonsumsi snack," jelasnya.
Menanggapi penyebab mual dan muntah yang dialami siswa dan murid, Fasmawati menjelaskan bahwa prediksi awalnya berasal dari kue sus.
BACA JUGA:Inovasi Kodam II Sriwijaya! 'Dapur Masuk Sekolah', Langkah Perangi Stunting Sumsel
Saat ini, sampelnya telah dibawa oleh Dinas Kesehatan untuk diuji laboratorium.
Dia menyebut bahwa kue sus tersebut sudah beberapa kali dikonsumsi sendiri, namun baru hari ini diberikan kepada anak-anak dengan harapan agar mereka senang dan terhindar dari kebosanan.
"Kita juga sudah cek ke Manager kita dan sudah lihat ke sana, dari expired nya tidak ada masalah dan masih lama, namun mungkin ada fla susu dan lainnya," terangnya.
Fasmawati meminta maaf kepada seluruh masyarakat Prabumulih dan memohon doa untuk kesembuhan anak-anak. "Ini adalah musibah, dan kami siap bertanggung jawab atas apa yang