BACAKORAN.CO – Kondisi Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina sangat memprihatinkan.
Salah satu pusat pelayanan kesehatan terbesar di Gaza itu porak-poranda akibat serangan Israel sebelum gencatan senjata resmi dilaksanakan pada Jumat (24/11/2023).
Sebagian besar bangunan RS yang dibangun menggunakan sumbangan rakyat Indonesia itu rusak parah, menjadi reruntuhan setelah dikepung tank dan dibombardir pasukan militer Israel (Israel Defence Force/IDF).
Berdasarkan laporan video Al Jazeera, bangunan RS Indonesia terlihat rusak parah.
BACA JUGA:RS Indonesia Stop Beroperasi, Solar dan Obatan Habis, 500 Pasien Terbengkalai Nasibnya...
Pintu masuk utama RS dan dinding di sekelilingnya jebol setelah dibombardir tank.
Area sekitar rumah sakit dipenuhi puing-puing bangunan yang runtuh.
Kondisi di dalam bangunan juga semakin mengenaskan, tampak koridor berubah menjadi bangsal karena kian terbatasnya tempat berlindung.
Serangan itu juga dibarengi tentara Israel yang merangsek masuk RS untuk menginterogasi perawat hingga relawan.
BACA JUGA:Genting!!! Warga Kocar-Kacir, Israel Bombardir Area Sekitar RS Indonesia
Para perawat diintimidasi hingga ditanya soal keberadaan milisi Hamas maupun para pemberontak.
Tak hanya itu, pasukan Israel mendesak para perawat untuk memberi tahu keberadaan pintu masuk dan keluar RS Indonesia.
Mereka lalu lalang di dalam RS sambil menginterogasi perawat di sana.
"Ketika mereka menyerbu masuk rumah sakit melalui pintu utama, mereka menginterogasi saya bersama tiga perawat lainnya," ujar salah seorang perawat kepada Al Jazeera.
BACA JUGA:Gawat !!! RS Indonesia Terancam Setop Operasi karena Habis Bahan Bakar
"Mereka bertanya apakah ada anggota milisi di sini. Kami semua panik dan sangat ketakutan," ucapnya.
"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami warga sipil, kami merawat anak-anak dan orang sakit, kami perawat," terang perawat itu.
Pengakuan serupa diungkapkan perawat laki-laki yang ikut bertugas di RS Indonesia.
Ia menjelaskan pasukan Israel menyerang rumah sakit dengan menembakkan rudal ke lantai empat.
BACA JUGA:Serang Fasilitas Publik! Israel Tuduh RS Indonesia Sarang Hamas, MER-C Buka Suara
Tentara itu kemudian memutus aliran listrik rumah sakit, hingga menembaki orang-orang di dalam gedung.
Sang perawat juga mengatakan semua tentara itu datang untuk memeriksa satu per satu warga sipil di RS Indonesia.
Saat diinterogasi, sang perawat harus menjawab segudang pertanyaan dari tentara Israel.
Ia mengaku bertugas sebagai perawat dan mengurus para pasien di rumah sakit.
Namun, tentara Israel justru membawanya ke sudut ruangan untuk dipukuli.
Perawat itu mengaku dipukul dan ditampar berulang kali ketika tentara Israel bertanya soal rumah sakit, tawanan, hingga sandera.
BACA JUGA:Kirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi, Ini yang Diminta Mer-C
"Mereka membawa saya ke sudut dan memukuli saya, serta menanyakan banyak pertanyaan tentang rumah sakit, para tawanan, dan sandera," ujar sang perawat.
"Setiap pertanyaan disertai dengan tamparan. Setelah itu mereka pergi," sambungnya.
Kerusakan di RS Indonesia dan situasi yang masih genting juga menyebabkan jenazah korban serangan Israel belum bisa dimakamkan.
Dalam video unggahan Al Jazeera, sejumlah jenazah tampak masih terbaring di ranjang dan berada di luar bangunan.
BACA JUGA:Serang Fasilitas Publik! Israel Tuduh RS Indonesia Sarang Hamas, MER-C Buka Suara
Bahkan, terdapat satu ruangan yang berisi banyak jenazah berjejeran.
Semua jenazah itu tak kunjung dikubur lantaran warga sipil Palestina dapat langsung diserang sniper jika kedapatan menggali tanah atau bergerak di luar area.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Bursh mengatakan, RS Indonesia telah dibombardir secara terus-menerus oleh pasukan Israel, sementara sekitar 200 orang terluka dan staf medis masih ada di dalamnya.
"Koridor telah menjadi bangsal dan ahli bedah beroperasi di lantai (RS)," ungkap Osama Bin Javaid dari Al Jazeera.
Bahkan, bau mayat tercium hingga bagian luar gedung RS.
BACA JUGA:Negara Negara Arab Lebih Takut Minyaknya Ngga Laku Daripada Bantu Palestina, Ini Buktinya
Banyak dari mayat hangus dan membusuk.
Mereka tidak dikuburkan dan menumpuk di sudut-sudut.
Sementara itu, Israel dan milisi Hamas resmi memasuki fase gencatan senjata selama empat hari di Jalur Gaza mulai Jumat (24/11) pukul 07.00 pagi waktu setempat atau 12.00 WIB.
Dalam kesepakatan gencatan senjata ini, Hamas setuju untuk melepas 50 dari 239 sandera yang ditahan di Gaza.
Sedangkan, Israel juga akan membebaskan 150 tahanan perempuan dan anak-anak dari penjara Israel.