BACAKORAN.CO-Saat ini wabah penyakit terus menghantui bangsa Indonesia, setelah wabah covid 19, kini muncul wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Beruntung wabah ini hanya menular pada hewan ternak, bukan pada manusia. Kendati demikian, kita harus tetap waspada dari beragam jenis wabah yang dapat menular terhadap manusia.
Untuk itu kami mengajak pembaca untuk mengenal jenis penyakit yang dapat di tularkan secara alami antara hewan vertebrata dan manusia. Sudah siap? mari simak penjelasan di bahwasanya ini.
Dilansir dari zoonosis.biologi.ugm.ac.id, Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alami antara hewan vertebrata dan manusia.
BACA JUGA:Hewan yang Biasa Berkeliaran di Rumah Ini Disebar untuk Kendalikan DBD, Apa Efektif?
Zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Berdasarkan hewan penularnya, zoonosis dibedakan menjadi zoonosis yang berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak dipelihara tetapi ada di sekitar rumah, seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis, dan zoonosis dari hewan yang dipelihara manusia.
Zoonosis mencakup berbagai penyakit menular yang secara biologis berbeda satu dengan lainnya.
Banyaknya penyakit yang dapat digolongkan sebagai zoonosis karena adanya perbedaan yang kompleks antara penyakit tersebut.
Penyakit zoonosis dapat dibedakan antara lain berdasarkan hewannya, reservoir utamanya, asal penyebarnya, dan penyebab penyebabnya.
BACA JUGA:Ngga Perlu Racun Agar Tikus Hilang di Rumah, Sebar Irisan Buah Mengkudu, Dijamin Mickey Mouse Tunggang Langgan
Berdasarkan agen penyebab, zoonosis dibedakan atas zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau yang disebabkan oleh jamur.
Zoonosis yang Disebabkan oleh Virus Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi yang menyerang saraf pusat, terutama menular melalui anjing dan kucing.
Penyakit ini bersifat zoonosik, yang disebabkan oleh virus Lyssa dari famili Rhabdoviridae. Zoonosis yang Disebabkan oleh Parasit Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa bersel tunggal yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii.
Penyakit yang menyebabkan ensefalitis (peradangan pada otak) yang serius serta kematian, dan cacat bawaan pada janin/bayi.
BACA JUGA:VIRAL Akibat Rabies Bocah di Bali Meninggal, Wajib Tahu Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing
Toxoplasma gondii dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu trofozoit, kista, dan oosit dan dapat menular pada berbagai jenis hewan.
Walaupun dalam definitifnya sebangsa kucing dan hewan dari famili Felidae, semua hewan berdarah panas dan mamalia seperti anjing, sapi, kambing, dan burung juga berperan dalam melanjutkan siklus Toxoplasma gondii.
Sementara Taeniasis ditularkan secara oral karena memakan daging yang mengandung larva cacing pita, baik daging babi (Taenia solium) maupun daging sapi (Taenia saginata).
Taeniasis penularan dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang tercemar cacing pita dan kotoran penderita sehingga terjadi infeksi pada saluran pencernaan (cacing pita dewasa hanya dalam saluran pencernaan manusia). Zoonosis yang disebabkan oleh bakteri.
BACA JUGA:Rayap Serangga kecil Yang Memiliki Peran Penting Dalam Ekosistem
Brucellosis merupakan salah satu penyakit zoonosis terutama melalui kontak langsung dari hewan yang terinfeksi, minum susu dari hewan yang terinfeksi, dan udara yang tercemar oleh bakteri penyebab Brucellosis yaitu Brucella sp.
Indonesia belum bebas dari penyakit ini dengan prevalensi Brucellosis pada ternak di Indonesia sekitar 40 persen. Bakteri penyebab Brucellosis termasuk jenis bakteri gram negatif, berbentuk coccobacilus, dan hidup dalam sel.
Terdapat empat spesies Brucella yang dapat menginfeksi manusia yaitu B. abortus yang terdapat di sapi, B. mellitensis hidup pada kambing dan domba, B. suis pada babi, dan B. canisyang ada pada anjing.
BACA JUGA:Panduan Merawat Kucing dengan Memahami Keinginannya
Penularan penyakit ini dapat terjadi dengan mengkonsumsi susu dan daging yang berasal dari hewan yang mengandung Brucella sp.
Penularan paling banyak terjadi melalui konsumsi susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi secara sempurna, karena bakteri ini dapat bertahan hingga beberapa bulan susu dan produk olahannya.*