Anonius Leonardo yang sudah paham betul dengan karakter warganya mengaku kerapkali pengemin berani beli dengan harga ratusan juta tanpa perhitungkan untung rugi.
‘Misalnya harga objek Rp 50 juta, tetapi karena harga diri jika tak dapatkan objek lelang itu, maka pengemin berani tawar hingga ratusan juta,”katanya.
“Kalau sudah begini, kasihan pengemin, sebab setiap usaha tentu mengharapkan keuntungan. Kalau merugi, untuk apa dilakukan (penawaran tinggi),”ujarnya.
Menurutnya walau hasil L3S adalah salah satu sumber PAD Pemkab OKI, tapi kata dia pengawas tetap wajib mengingatkan pengemin.
BACA JUGA:Duh, Prancis U-17 Akhirnya Kebobolan, Tapi Tetap Maju di Final
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten OKI Ubaidillah mengatakan, untuk L3S tahap 1 yang digelar serentak dilaksanakan di 13 titik dalam 15 kecamatan.
“Ada 2 titik yang digabung, Kecamatan Pedamaran Timur dan Pedamaran digelar di Pedamaran. Sedangkan Lempuing dan Lempuing Jaya dilaksanakan di Lempuing Jaya,”jelasnya.
Selain tak mengedepankan ego, lanjut dia, para pengemin juga diingatkan agar bila telah memenangkan objek Lelang, tidak mengalihkannya kepada orang lain.
Pengemin harus siap tanggung jawab segala sesuatunya. "Terkadang itu terjadi, oleh karena itu jika masih dilakukan, para pengemin harus siap menanggung konsekuensinya,"tandasnya.(uni)