BACAKORAN.CO - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku hutang luar negeri masih terbilang aman dan terukur.
Meskipun hutang Indonesia telah mencapai Rp7.950,52 triliun akhir Oktober 2023.
Jumlah hutang itu, mengalami kenaikan bulan sebelumnya yang hanya Rp7.891,61 triliun.
Dalam buku Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Kemenkeu menekankan bahwa pengelolaan utang dilakukan secara cermat.
BACA JUGA:Mau Tahu Hutang Baru Indonesia, Kali ini Totalnya Segini..
Lalu terukur melalui komposisi mata uang, suku bunga, serta jatuh tempo yang optimal.
Meskipun demikian, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan menjadi 37,68%, turun dari 37,95% pada periode sebelumnya.
Rasio ini masih jauh di bawah batas maksimal 60% dari PDB yang diwajibkan oleh Undang-Undang Nomor 1 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Menariknya, rasio utang ini juga berada di bawah target yang ditetapkan dalam Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah periode 2023-2026, yang mencapai kisaran 40%.
Rincian utang menunjukkan bahwa sebagian besar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp7.048,9 triliun.
Dengan mayoritas komposisi domestik mencapai Rp5.677,5 triliun dan sisanya dalam valuta asing (valas) sebesar Rp1.371,35 triliun.
BACA JUGA:Muslim Wajib Tahu, Pahala Mengalir Setiap Hari Karena Memberi Hutang Bagi Yang Membutuhkan
Sementara itu, pinjaman mencapai Rp901,6 triliun, dengan porsi terbesar berasal dari luar negeri, mencapai Rp872 triliun.
Pemerintah senantiasa mengelola utang secara cermat dan terukur dengan memperhatikan komposisi mata uang, suku bunga, serta jatuh tempo yang optimal.
Utang pemerintah mayoritas berasal dari dalam negeri, mencapai 71,78 persen, sesuai dengan kebijakan umum.
BACA JUGA:Rahasia Amalan Lunas Hutang! Manfaat Tersembunyi Daun Kemangi
Pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri.
Lebih lanjut, Kemenkeu menyoroti bahwa komposisi instrumen utang pemerintah didominasi oleh SBN, mencapai 88,66 persen.
Pemerintah juga mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang dan mengelola portofolio utang secara aktif.
BACA JUGA:Kudu Bayar! ini Akibat Berhutang dan Hukum dalam Islam, Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Profil jatuh tempo utang pemerintah di periode ini dinilai aman, dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) berada di kisaran 8 tahun.