Covid Melonjak di Singapura dan Malaysia, Bagaimana Indonesia?

Senin 04 Dec 2023 - 16:21 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO – Tidak hanya di Singapura, lonjakan kasus Covid-19 juga dilaporkan terjadi di Malaysia.

Tercatat, peningkatan kasus Covid di Negeri Jiran mencapai 57,3 persen.

Angka tersebut masih jauh lebih rendah dibanding laporan di Negeri Singa, dimana pada periode 19 hingga 25 November tercatat sebanyak 3.626 kasus, meningkat dari periode 12 hingga 18 November yakni 2.305 pasien.

Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya sejak pekan lalu, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen.

BACA JUGA:Sungguh Terlalu, Proyek 5 Juta Set APD Covid-19 Dikorupsi, Nilainya Capai Rp3 Triliun

"Telah dilaporkan delapan klaster aktif Covid-19 dengan total 121 kasus," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan dikutip dari media lokal Malaysia, The Star, Senin (4/12/2023).

Sebagian besar kasus ditemukan menyerang usia 20 hingga 40 tahun.

Kabar baiknya, 98 persen dari total keseluruhan pasien COVID-19, hanya mengeluhkan gejala ringan.

Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga kini 7.248 klaster.

BACA JUGA:Kasihan, Puluhan Balita Demam Tinggi Tim Medis Kewalahan, Siapkan Aula Seperti Penanganan Covid

Mayoritas adalah klaster yang melibatkan sektor pendidikan," terangnya.

Dijelaskan, tingkat perawatan pasien COVID-19 ke fasilitas kesehatan meningkat menjadi 2,9 persen per 100.000 penduduk pada Juli, dibandingkan 2 persen pada Juni.

"Angka ini sudah termasuk kasus suspek dan infeksi terkonfirmasi," ucap Muhammad Radzi.

Pemerintah Malaysia mendeteksi empat varian Omicron baru.

BACA JUGA:Bubarkan Satgas Covid-19 Dengan Ucapan Terimakasih, Cukupkah?

"Ini semua terdiri dari varian of concern (VOC)," bebernya.

Adapun kasus kumulatif yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang dikategorikan VOC dan varian of interest (VOI) sebanyak 28.102 kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia telah melaporkan peningkatan varian Omicron baru, dengan BA.2.86 pertama kali dilaporkan pada 24 Juli.

"Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya," cetusnya.

BACA JUGA:Capaian Vaksin 70 Persen, Lahat Kini Zero Covid 19

Varian yang mendominasi kasus di Malaysia saat ini adalah BA.2.86.

Kasus-kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan tidak memiliki riwayat pergi ke luar negeri dalam waktu 14 hari setelah gejala muncul.

Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan kondisinya stabil.

Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19, situasi terkendali.

BACA JUGA:Konsumsi Buah ini, Penyakit Demam Berdarah Minggat

“Kementerian akan terus memantau situasi dan variannya," tegasnya.

Petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta diimbau untuk waspada dengan meningkatnya jumlah kasus, terutama pada pasien dengan gejala pernapasan akut dan kelompok risiko tinggi.

Dia mengingatkan masyarakat Malaysia untuk melakukan tindakan pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri.

Lantas bagaimana Indonesia?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui kondisi Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan.

BACA JUGA:Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia: Ancaman yang Harus Diwaspadai

Ia memastikan angkanya tidak naik signifikan seperti Singapura dan Malaysia.

“Kita juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi. Kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ucapnya.

Dari laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ia meyakini total kasus Covid-19 di Tanah Air tidak lebih banyak dari yang tercatat di dua negara tetangga tersebut.

Kondisi Covid-19 di Indonesia pun dipastikan masih dalam tahap terkendali.

"Tapi untuk yang masuk rumah sakit, kita enggak melihat (peningkatan), ya memang ada peningkatan dari yang kena (terinfeksi Covid-19)," tukasnya.

Kategori :