BACAKORAN.CO - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyoroti kekeringan likuiditas di Indonesia, menyebut faktor pemerintah sebagai salah satu penyebab utama.
Menurutnya, belanja pemerintah yang masih rendah hingga akhir tahun turut mempengaruhi likuiditas.
Josua menyampaikan bahwa penempatan rekening pemerintah di Bank Indonesia hingga September 2023 masih tinggi.
Meskipun tingkat penyerapan anggaran pemerintah pusat mencapai 76%, serapan anggaran pemerintah daerah lebih rendah, hanya 64% hingga November.
BACA JUGA:Pajak Karyawan Bakal Pakai Format Baru di 2024, Seperti Apa? Cek Simulasinya!
Pardede berharap pemerintah dapat mempercepat penggunaan anggaran tersebut, karena menurutnya, hal ini akan mengakselerasi konsumsi masyarakat dan investasi.
Dia mengingatkan bahwa lambatnya belanja pemerintah dapat membuat uang berputar di rekening Bank Indonesia, tidak masuk ke perbankan, yang pada akhirnya dapat menurunkan perputaran uang.
Kritik Josua tidak hanya terfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada dampak sosial.
Ia mencatat adanya fenomena masyarakat menengah ke bawah yang harus menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:Politisasi SARA Berbahaya, Bawaslu Siapkan Penangkalnya, Begini Strateginya
Dia mendesak pemerintah untuk mempercepat belanja, terutama dalam program bantuan sosial, guna menjaga daya beli masyarakat.
Pemerintah harus bisa mengakselerasi misalnya bansos untuk bisa mendorong dan menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah menengah.
" Bisa mempercepat mengakselerasi spending khususnya untuk pembayaran proyek infrastruktur dan sebagainya," ujar Josua.
Presiden Jokowi sebelumnya telah menyoroti kekeringan perputaran uang di Indonesia, memperingatkan bahwa hal ini dapat mengganggu sektor riil.