BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (7/12/2023) sore.
Dikutip dari data Bloomberg, rupiah turun 21 poin atau 0,14 persen ke level Rp15.515 per USD.
Sedangkan indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,23 persen ke level 103,91.
Mata uang lain di kawasan Asia kompak melemah.
BACA JUGA:Dolar AS Pulih buat Rupiah Tertekan, Lesu ke Rp15.505
Tercatat Won Korea, turun 0,94 persen, diikuti rupee India anjlok sebesar 0,02 persen, baht Thailand melemah 0,18 persen, dan ringgit Malaysia tergerus 0,11persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menerangkan, meskipun Bank Sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga pada Desember, pasar masih belum yakin kapan The Fed berencana untuk mulai memangkas suku bunganya.
“Ketidakpastian ini membantu dolar, bahkan ketika data penggajian ADP menunjukkan adanya penurunan yang lebih besar di pasar tenaga kerja,” ujarnya dalam riset.
Di sisi lain, data nonfarm payrolls yang akan dirilis diperkirakan memberi isyarat pasti mengenai pasar tenaga kerja, dan kemungkinan menjadi faktor dalam pergerakan dolar untuk sisa tahun ini.
BACA JUGA:Uang Rupiah Logam Beragam Pecahan Ditarik dari Peredaran, Termasuk Koin Langka Banyak Dibuat Cincin
Dari dalam negeri, pasar juga terus memantau proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 4,8 persen.
Proyeksi tersebut lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,2 persen.
Namun, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen bukan hal yang buruk.
Itu karena pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi sebesar 2,8 persen pada 2024.
BACA JUGA:Pasar Masih Tunggu Data Inflasi AS, Rupiah Loyo
“Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen berarti perekonomian tidak akan resesi, meski tidak terakselerasi,” terang Ibrahim.
Namun, target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen 2024 bisa tercapai, walaupun pemerintah harus kerja keras untuk menopangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2024 dalam pidato penyampaian Rancangan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024 di Jakarta.
Jokowi mengatakan stabilitas ekonomi makro akan terus dijaga.
BACA JUGA:Ditopang Data IPM dan Inflasi, Rupiah Bakal Lanjutkan Keperkasaan?
Selain itu, situasi pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 2024 akan dikondisikan untuk tetap kondusif guna meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek.