Palembang, BACAKORAN.CO - Menjadi seorang wakil rakyat bukanlah langkah yang mudah, terutama ketika restu dari orang tua tak langsung menghampiri.
Kgs Agus Amiruddin, seorang pemuda yang berasal dari kelurahan yang masuk dalam kategori miskin serta kumuh, menghadapi tantangan besar untuk meraih tempat di dunia politik.
Berawal dari penolakan orang tuanya, Agus mencatatkan perjuangan panjangnya. "Sempat ditanya untuk apalagi. Kita cukup makan jadilah," ujarnya sambil tersenyum, mengenang momen ketika ia mulai menyuarakan hasratnya untuk menjadi wakil rakyat.
Namun, tekadnya terus berkobar, didorong oleh keinginan untuk mengubah nasib kampung Dimana tempat dia dibesarkan.
BACA JUGA:Ditunjuk Menjadi Plt Ketua KONI, Tugas Utama Mantan Wakil Rakyat Ini Menyelesaikan Hutang Piutang
Salah satu pendorong utama Agus adalah kurangnya perwakilan pemuda kampungnya dalam lembaga legislatif.
"Malah yang ada orang dari dapil luar. Padahal kita sendiri merupakan kelurahan termiskin atau terkumuh. Inilah yang membuat hati ini tergugah," ungkapnya, mencerminkan keinginan kuatnya untuk memberikan suara pada warga kampungnya yang selama ini terpinggirkan.
Meski sempat ditentang orang tua, Agus terus bergerak maju. "Kita cerita dengan orang tua.
Dan awal tahun 2023 ngobrol lagi, karena adek -sapaanya- pengen maju sebagai calon wakil rakyat. Dan akhirnya diberi lampu hijau," ujarnya, mengungkapkan bahwa proses perundingan dan meyakinkan orang tua bukanlah hal yang instan.
BACA JUGA:Tuntutannya Tak Digubris, Warga Bikin Demo Seri Ke 2, Wakil Rakyatnya Cuek Tak Ada yang Menemui
Orang tua Agus memberikan pesan bijak agar tidak terlalu berharap tinggi dari pencalonan ini.
"Jadi apa yang dikeluarkan anggaplah sedekah. Jangan sampai tidak jadi, akhirnya gila. Wong tuo jantungan, jadi jangan sampai seperti itu," petuah orang tuanya yang penuh kearifan.
Setelah mendapatkan lampu hijau, Agus tidak berhenti di situ. Ia kemudian menemui ulama, teman-teman orang tuanya, dan keluarga sebagai langkah awal menuju perjalanan politiknya.
Puncaknya, ia bertemu dengan ketua partai untuk memulai langkah resminya sebagai calon legislatif.
"Karena memang agak telat mendaftar, akhirnya saya mengisi ruang pada nomor urut dua dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di dapil tempat saya maju," ujarnya dengan semangat.