"Rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah revisi data PDB kuartal III AS yang lebih rendah dari perkiraan," ujarnya.
Menurutnya, investor masih wait and see, menantikan data inflasi PCE (pengeluaran konsumsi pribadi) AS
Hal ini memicu naiknya ekspektasi bank sentral AS atau The Fed memangkas suku bunga pada Maret 2024 menjadi 70 persen.
Sebelumnya, Bank Sentral AS memutuskan menahan suku bunga acuan di level 5,25 - 5,50 persen.
BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Pekan Depan, Apa Efek Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga Masih Akan Berlanjut?
Bahkan, The Fed juga memberikan isyarat untuk memangkas suku bunga acuan setidaknya tiga kali tahun depan.
Keputusan The Fed menahan suku bunga acuan ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga pertemuan terakhir.
Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar.
Sebagai catatan, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023 sebelum menahannya pada September, November, dan Desember 2023.
BACA JUGA:Rupiah Potensi Lanjut Perkasa Usai Kode Keras The Fed Pangkas Suku Bunga
Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan jika inflasi sudah bergerak sesuai keinginan bank sentral.
Namun, dirinya mengingatkan jika inflasi masih tinggi.
Dimana upaya menurunkan inflasi ke target mereka yakni 2 persen bisa berubah dan masih belum pasti.