"Saya lihat itu karena saat ini harga jual padi ditingkat petani meningkat hingga hampir 50 persen dari dulunya 1 kg padi Rp 4.200 kini sekitar antara Rp 6.000 hingga Rp 7.000 perkilonya.
BACA JUGA:Puluhan Pengusaha Kota Prabumulih ‘Dimeja Hijaukan’, Dituntut Kembalikan Uang Negara
BACA JUGA:Pertamax Kurang Diminati, Pengusaha Pertashop Ngadu ke DPRD
Harga jual tinggi ini tentu membuat ekonomi para petani meningkat dan sejahtera, " katanya.
Sukartek juga menceritakan selama ini topi Koki membeli padi atau gabah dari para petani yang ada di Sumsel seperti daerah Banyuasin, Muba, Ogan Ilir, Mura dan Oku Timur.
"Proses padi menjadi beras itu waktunya singkat tidak boleh lebih dari 3 hari karena jika lewat 3 hari beras yang dihasilkan tidak bagus.
Makanya kita tidak pernah beli padi atau gabah dari tempat yang jauh pasti di wilayah Sumsel, " ujarnya.
Sukartek juga bersyukur dengan kemajuan teknologi saat ini pembuatan gabah menjadi beras tidak perlu dijemur lagi yang memakan waktu kurang lebih 2 hari.
BACA JUGA:Bupati Ingin Pengusaha Aman, Nyaman dan Untung
BACA JUGA:Dua Pengusaha Klaim Tidak Ada Politis
"Sekarang sudah ada mesin pengering gabah menjadi beras dengan hanya memakan waktu 15 jam. Waktunya cepat dan hasilnya bagus , "terangnya.
Joni Kesuma, pengusaha properti top Sumsel juga mengaku dunia usaha properti akan semakin menggeliat khususnya di rumah komersil karena pemerintah telah menggratiskan PPN bagi rumah di bawah Rp 2 miliar.
" Saya rasa ini merupakan gebrakan yang luarbiasa yang bisa dari pemerintah yang bisa membuat pengusaha properti semakin bergairah.
Tinggal sekarang bagi mana pengusaha meningkatkan kualitas propertinya dan menawarkannya kemasyarakat agar tertarik pada propertinya, "katanya
Bagaimana dengan rumah subsidi?
Menurut Joni tetap akan diminati masyarakat namun untuk di kota besar seperti Palembang yang jadi kendala sekarang adalah sulit mencari lahan untuk membangun rumah subsidi.