Selama penjajahan Belanda, Bengkulu menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Hindia Belanda.
BACA JUGA:Meriam Honisoit di Bengkulu, Bukti Sejarah Penjajahan Jepang di Bumi Rafflesia
Meskipun ekonomi berkembang, tetapi kondisi hidup bagi masyarakat lokal tetap sulit.
Sistem tanam paksa dan eksploitasi sumber daya alam menjadi ciri khas dari kekuasaan kolonial Belanda di Bengkulu.
Perlawanan dan Perubahan
Meskipun mengalami penjajahan yang panjang, masyarakat Bengkulu tidak tinggal diam.
Mereka aktif dalam perlawanan terhadap kekuasaan kolonial, terutama selama periode penjajahan Belanda.
BACA JUGA:Kuliner Warisan Bengkulu Selatan: Menyelusuri Kelezatan Makanan Pendap yang Kaya Sejarah dan Budaya
Perlawanan ini mencakup aksi-aksi pemberontakan dan upaya mempertahankan nilai-nilai lokal.
Pentingnya Bengkulu sebagai pusat perdagangan dan produksi kopi memicu perubahan signifikan dalam struktur sosial.
Kelompok-kelompok etnis seperti Melayu, Rejang, dan Serawai terlibat dalam aktivitas ekonomi dan kultural, menciptakan lingkungan yang kaya akan keragaman.
Peninggalan Sejarah
Meskipun masa penjajahan telah berakhir dengan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Bengkulu masih menyimpan banyak peninggalan sejarah dari masa itu.
Benteng Marlborough dan Benteng Belgica menjadi bukti fisik kehadiran Inggris dan Belanda.
Selain itu, pengaruh budaya Eropa dapat ditemukan dalam arsitektur dan tradisi lokal.