Mau Budidaya Ikan Lele, Berikut Ini Tips Yang Harus Diperhatikan

Sabtu 06 Jan 2024 - 06:00 WIB
Reporter : englia
Editor : djarwo

Pengapuran, tujuannya untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen.

Jenis kapur, adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata dipermukaan tanah. Kemudian, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosisnya, 250-750 gram per meter persegi.

BACA JUGA:Pedagang Pecel Lele Ngaku Dititipi Senpira

BACA JUGA:Dosen IPB Turun Gunung Ajak Masyarakat Budidayakan Sengon si Pohon Seribu Manfaat

Selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP.  Jenis pupuk organik dianjurkan, meliputi pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya, 250-500 gram per meter persegi.

Untuk pupuk kimia, seperti urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi.  Pemupukan dasar untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Nantinya, Biota ini bertujuan untuk pakan lele.

c. Pengaturan Air Kolam

Air di kolam lele harus juga di atur. Ketinggian air yang pas untuk budidaya ikan lele berkisar 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Usai di pupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm.

Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Kemudian, jika air kolam sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar.

BACA JUGA:Budidaya Lebah Klanceng Tanpa Sengat, Bisa jadi Penghasil Tambahan Bulanan

c. Menentukan Kapasitas Kolam

Berikut cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele. Asumsi kedalaman kolam berkisar 1 hingga 1,5 meter. Untuk itu kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan sekitar 200-400 ekor per meter persegi.

Contoh, jika kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor.

2. Pengelolaan Air

Pengelolaan air sangat penting dalam budidaya ikan lele. Tujuannya, untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.

Untuk itu, selalu awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam.
Karena, timbunan itu akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.

Kategori :