Uniknya, dibeberapa daerah, penumbukan daun inai dicampur dengan bahan-bahan yang membuat geleng-geleng kepala.
BACA JUGA:Khasiat Bahan 'Rimpang' jadi Sistem Imun ala Dr. Zaidul Akbar, Kunci Kesehatan dalam Tradisi Herbal!
Misalnya dicampur nasi putih, arang, air asam jawa, hingga dicampur semut merah.
Hasil dari menumbuk daun inai ini digunakan untuk membuat pasta atau bubuk henna.
Pasta atau bubuk henna ini nantinya akan digunakan untuk menghias tangan dan kaki calon pengantin wanita dalam upacara pemberian henna atau yang dikenal sebagai "berinai."
Simbolisme dan Filosofi di Balik Tradisi Menumbuk Daun Inai
BACA JUGA:Tradisi Jelang Perayaan Imlek, Ritual Dewa Dapur Digelar Malam Hari
Tradisi menumbuk daun inai bukanlah sekadar kegiatan mekanis, tetapi juga sarat dengan simbolisme dan filosofi yang mendalam.
Berikut adalah beberapa makna yang terkandung dalam tradisi ini:
Kesatuan dan Harmoni
Proses menumbuk daun inai melibatkan kerja sama antara calon pengantin dan keluarganya.
Ini mencerminkan pentingnya kesatuan dan harmoni dalam rumah tangga.
Warna merah pada daun inai dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam pernikahan.
Proses menumbuk menjadi manifestasi nyata dari harapan akan kehidupan perkawinan yang penuh sukacita.
Proses menumbuk yang memerlukan usaha dan ketabahan mencerminkan komitmen dan kebersamaan pasangan dalam menghadapi segala tantangan dalam kehidupan pernikahan.
Meskipun proses menumbuk daun inai sederhana, namun mengandung keindahan dan kekayaan makna.