Sudah 5 Hari Banjir 1 Meter Genangi Desa, Warga Tak Mau Mengungsi, Ini Alasanya

Senin 08 Jan 2024 - 16:49 WIB
Reporter : Heru
Editor : Doni Bae

BACAKORAN.CO -- Sudah 5 hari sejak awal Januari 2024,  Desa Curup, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan terendam banjir.

Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi sehingga meluapnya  Sungai Lematang yang mengalir di tengah desa.

Pantauan lapangan pada Senin 8 Januari 2024, ketinggian air  mencapai  satu meter lebih atau sebatas leher orang dewasa.

Meski banjir hampir satu pekan dan cukup dalam, namun warga Desa Curup enggan mengungsi.

BACA JUGA:Sungai Musi Meluap Banjir Kepung Sebagian Kabupaten Musi Rawas, Ketinggian Air Capai 1 Meter

BACA JUGA:Malam Pergantian Tahun, Jembatan Ambruk Ratusan Rumah Terendam Banjir, Begini Nasib Warganya

Menurut keterangan sejumlah warga,  desa tersebut sudah terbiasa menghadapi banjir setiap tahunnya, baik karena sungai Lematang yang meluap akibat hujan di hulu maupun akibat curah hujan yang tinggi.

Selain itu, menurut  warga, jika banjir terjadi, jarang terjadi air masuk ke dalam rumah. Pasalnya rumah di desa itu rata-rata berbentuk rumah panggung dengan tiang pondasi yang cukup tinggi.

"Kami sudah biasa banjir seperti ini, bahkan setiap tahunnya bukan sekali ini kebanjiran," ungkap Mardianto, salah satu warga setempat.

Warga lainnya  Dodi mengatakan,  bahwa dari turun temurun warga Desa Curup tidak pernah mengungsi saat banjir.

BACA JUGA:Waspada Banjir Kiriman! Detik-detik Jembatan Gantung Batu Gajah Putus Terseret Banjir

BACA JUGA:Aneh! Air Meluap Bak ‘Banjir Badang’ Dari Rumah Warga, Kok Bisa Begitu?

"Jika terjadi banjir, yang diselamatkan dari air biasanya  adalah harta benda seperti barang elektronik dan kendaraan bermotor ke tempat yang lebih tinggi,"katanya.

"Kalau warga masih menempati  rumah karena tetap aman walaupun ketinggian air ada yang hampir mencapai lantai rumah," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Curup M Tisar membenarkan, bahwa warga desanya terbiasa hadapi banjir.  Namun jika banjir terjadi menurutnya perekonomian warga terhambat akibat tidak bisa beraktivitas.

Dia menjelaskan, sebagian besar warga Desa Curup berprofesi sebagai petani dan akibat banjir tersebut ladang warga terendam.

BACA JUGA:Cadangan Devisa Indonesia Naik US$8,3 Miliar, Didorong 2 Faktor Ini..

BACA JUGA:Simak Disini 10 Rahasia Kulit Glowing Alami Tanpa Perawatan dari Produk-Produk Kosmetik!


"Banjir di desa kami merupakan banjir kiriman. Dan sudah lima hari ini ketinggian air tambah naik. Selama lima hari ini sudah banyak ladang warga terendam," kata Kades.

Terpisah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI, Ahmad Hidayat menyebut, bahwa pihaknya terus memantau kondisi banjir di Desa Curup. Diakuinya, banjir juga terjadi dibeberapa titik.

"Kami hanya memantau dan siaga untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan akibat bahaya banjir,"katanya.

"Tetapi secara umum, kondisi warga Curup masih aman hanya saja mata pencaharian mereka yang terganggu," ungkapnya.

BACA JUGA:Mau Jadi Politikus Muda Handal? Ini 5 Tips Persiapan Terjun Dunia Politik, Yuk Simak Tantangannya..

BACA JUGA:Ini Dia 5 Manfaat Mengonsumsi Beras Jagung! Berikut juga Cara Membuatnya, Simak Disini

Sedangkan untuk banjir di sejumlah titik lainnya, Ahmad Hidayat menerangkan, bahwa banjir hanya kiriman dan tidak berlangsung lama.

"Seperti di Talang Pipa, Kecamatan Talang Ubi, kemudian Desa Purun, Kecamatan Penukal dan beberapa titik lainnya,"jelasnya.  

"Disana kalau banjir hanya lewat saja, karena kalau hujan reda banjir akan cepat surut," tambahnya.

Untuk antisipasi bahaya banjir, pihaknya menghimbau agar warga mengawasi anak-anaknya untuk tidak bermain air dalam genangan banjir.

BACA JUGA:Bikin Awet Muda, Begini Cara Pakai Minyak Zaitun Herborits Untuk Usia 40 Tahun, Simak Di Sini!

BACA JUGA:Berikut 6 Bahaya dan Dampak Buruk Konsumsi Minuman Berkafein Saat Hari Pertama Menstruasi!

"Awasi anggota keluarga kita jangan bermain air saat banjir. Karena dikhawatirkan bisa terbawa arus,"ucapnya.

"Juga bahaya lainnya adalah penyakit kulit, diare juga banyak binatang liar seperti ular dan kelabang keluar akibat sarangnya tergenang," jelasnya.

Kategori :