BACAKORAN.CO – Rupiah menutup perdagangan Kamis (18/1/2024) di zona hijau.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.624 per USD, naik 20 poin atau 0,12 persen dibanding perdagangan sehari sebelumnya.
Penguatan rupiah didorong sikap pelaku pasar yang tampaknya telah menyesuaikan diri dengan ketidakpastian global, kapan Federal Reserve System alias The Fed akan memangkas suku bunganya.
Juga imbas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan menahan suku bunga acuan di angka 6 persen.
BACA JUGA:Ada Sentimen Positif Ini, Rupiah Dibuka Rebound Terhadap Dolar AS
Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, ekspektasi pelaku pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga The Fed lebih awal di bulan Maret telah berkurang.
“Berdasarkan alat pengukur Fedwatch CME, ekspektasinya (pemangkasan suku bunga) menurun dari 76,9 persen menjadi 62,2 persen,” terangnya.
Saat ini, pasar tengah menunggu data penjualan ritel AS yang akan dirilis Kamis (18/1/2024) waktu setempat.
Pasar ingin melihat, terangnya, apakah belanja konsumen tetap moncer di tengah wacana suku bunga yang masih tinggi.
BACA JUGA:Ketidakpastian Arah Suku Bunga Global Reda, Begini Perkiraan Tren Pergerakan Rupiah di 2024
Di Inggris, inflasi naik untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir.
Indeks harga konsumen (IHK) utama di Inggris naik dari 3,9 persen pada November menjadi 4 persen di bulan di Desember 2023.
Sedangkan inflasi kawasan Eropa pun diperkirakan melonjak dari 2,4 persen pada November menjadi 2,9 persen di bulan Desember 2023.
Masih tingginya inflasi, jelas Ibrahim, memupus harapan bank sentral Inggris maupun Eropa untuk memangkas suku bunganya dalam waktu dekat.
BACA JUGA:Rupiah Ditutup Lunglai Lagi Dihadapan Dolar AS, Sentimen Ini Jadi Penyebab