BACAKORAN.CO – Bukan lagi rahasia meningkatnya ketegangan antara Washington dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi lebih jelas pada hari Kamis, ketika Netanyahu menuduh Amerika Serikat "memaksa Israel" ke dalam langkah-langkah yang akan "membahayakan" wujud pendudukan mereka di wilayah tersebut.
Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Israel mengatakan kepada wartawan bahwa "Israel" harus mengambil kendali dari seluruh tanah di sebelah barat Sungai Yordan yang tentu saja hal ini akan menghambat konsep adanya "solusi dua negara".
BACA JUGA:Menurut Media Israel: Sebagian Besar Warga Israel yang Berada di Luar Negeri Enggan untuk Kembali.
Padahal From the river to the Sea atau dari Sungai sampai ke Laut tersebut adalah semboyan kemerdekaan Palestina yang di anggap media barat sebagai slogan Anti-semitisme.
Sebaliknya digunakan oleh Netanyahu untuk menanggapi perkembangan perang di Gaza saat ini tapi sebagai slogan untuk kemenangan pihak rezim tersebut.
"Ini adalah kondisi yang diperlukan, dan kami sangat mentang akan gagasan kedaulatan (Palestina). Apa yang harus kami dilakukan? Saya mengatakan kebenaran ini kepada teman-teman Amerika kami, dan saya juga akan menghentikan segala upaya untuk memaksakan kenyataan tersebut pada kami jika hal itu akan membahayakan keamanan Israel," ujarnya.
BACA JUGA:Geger!! Pengadilan kasus korupsi PM Israel Netanyahu akan dilanjutkan kembali
Para pejabat AS telah menekan Netanyahu untuk segera pindah ke tahap intensitas perang yang lebih rendah untuk meminimalisir korban sipil karena tekanan global dan publik atas dukungan Washington terhadap pembunuhan massal rakyat sipil Palestina oleh rezim tersebut.
Menanggapi permintaan itu, ia mengatakan bahwa perang di Jalur Gaza bisa memakan waktu "berbulan-bulan lagi" dan Israel tidak akan puas dengan kemenangan mutlak, mengacu pada tujuan yang dinyatakan sebelumnya untuk menghilangkan Perlawanan Palestina dan memaksakan pemerintah tanpa partisipasi dari kelompok-kelompok Perlawanan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos bahwa Israel tidak akan pernah memiliki "keamanan sejati" tanpa bergerak menuju pembentukan "Negara Palestina merdeka."
Banyak pejabat tinggi AS dan Israel semakin menyuarakan kritik terhadap strategi perang Netanyahu.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan bulan lalu bahwa entitas pendudukan berada dalam bahaya "kemenangan taktis dengan kekalahan strategis" dengan membunuh warga sipil di Gaza, mengubah mereka akan lebih bersemangat melawan "Israel".
Sementara itu, penentang lokal Netanyahu menuduh perdana menteri memanfaatkan keadaan perang untuk keuntungan politik pribadi, dengan termasuk menghindari pembicaraan untuk membahas rencana pasca-perang.
BACA JUGA:Hamas Bunuh Keponakan Benjamin Netanyahu, Ambyar Israel?