BACA JUGA:Misteri dan Panorama Rumah Lasem! Telusuri Sejarah dan Rahasia di Balik Dinding-dindingnya
BACA JUGA:Merayakan Kekayaan Budaya: Sejarah dan Tradisi Tahun Baru Imlek yang Meriah
Temujin tumbuh menjadi anak yang hati nuraninya mati karena disiksa setiap hari, kabur kemudian di tanggap, lari namun dipenjara.
Kebangkitan Temujin bermula ketika ia berhasil kabur dan bergabung dengan rekan ayahnya, Toghiril dan Jamukha.
Ia menjadi pembunuh yang gesit dan lihai melakukan serangan balas dendam terutama kepada musuhnya.
Bersama dengan kekuatan, kecerdasan serta taktiknya, Temujin menyatukan Bangsa Mongol yang lihai berkuda, memanah dan suka berperang.
Tahun 1206, semua bangsa di Mongolia bersatu untuk pertama kalinya dibawah pimpinan Temujin.
Ia digelari Kaisar Semesta yang dalam bahasa mongolnya ialah Genghis Khan, ia memimpin sebagai penguasa yang kejam.
Dalam sekejap, pasukan Mongol menguasai Cina, Korea, Asia Tenggara termasuk sebagian wilayah Indonesia.
Kekuatan bangsa Mongol bahkan menyerang negeri-negeri islam di barat dan menjatuhkan Baghdad.
Bangsa Mongol menakhlukkan gabungan pasukan Jerman dan Bulgaria serta hampir memukul mundur lawan di seluruh daratan Eropa.
Seorang tokoh dengan masa kecil pahit seperti yang dialami Genghis Khan ialah Abdurrahman bin Muawiyah.
Ia menjadi bintang gemintang kaum muslimin yang turut merasakan kengerian pada masa mudanya.
Hal ini terjadi ketika Dinasti Umayyah runtuh tahun 750 masehi, ketika itu wangsa Abbasiyah meruntuhkan Umayyah di Damaskus.
Sejak perebutan kekuasaan itu banyak sekali wangsa Umayyah yang dikejar sampai sudut negeri dan dibunuh.