Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuat, Rupiah Justru Loyo di Awal Pekan, Kok Bisa?

Senin 05 Feb 2024 - 17:06 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO – Rupiah mengawali pekan dengan ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp15.708 per USD, turun 48 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menempatkan rupiah di angka Rp15.705 per USD.

Selain tertekan dolar AS yang menguat, pelemahan rupiah juga dipicu kekhawatiran pelaku pasar jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

BACA JUGA:Rupiah dan Mata Uang Asia-Negara Maju Dibuka Kompak Loyo Dibekuk Dolar AS, Faktor Ini Jadi Biang Keroknya!

“Selain oleh dolar AS yang menguat, rupiah tertekan sentimen dan kekhawatiran pasar jelang pilpres,” ujar analis mata uang Lukman Leong.

Pelaku pasar khawatir, terang Lukman, terjadi perpecahan dan ketidakstabilan politik jelang pemungutan suara Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang.

Faktor lainnya yaitu sentimen eksternal yakni turunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Maret 2024.

Hal itu seiring rilis data ekonomi AS yang menunjukkan ekonomi lebih kuat.

BACA JUGA:Sentimen Eksternal Ini Pengaruhi Pergerakan Rupiah Awal Pekan, Menguat atau Melemah?

Data tenaga kerja Non-Farm Payrolls (NFP) AS Januari 2024 naik menjadi 353 ribu dari 333 ribu pada bulan sebelumnya.

Angka itu lebih tinggi dari perkiraan sebesar 185 ribu.

Sedangkan dari sentiment internal, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang baik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen secara year on year (yoy) pada tahun 2023.

BACA JUGA:Rupiah dan Mata Uang Asia Bersinar di Akhir Pekan, Didorong Faktor Ini!

Kategori :