Karena berfungsi sebagai tempat bermukim, penduduk lokal berinteraksi satu sama lain dan melahirkan generasi baru dari keturunan China.
Ini juga terjadi di tempat lain, seperti jalur perdagangan antara China dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Interaksi ini menghasilkan kawasan pecinan di seluruh dunia yang sekarang ada di mana-mana.
Menurut sejarawan Zhuang Guotu, migrasi besar-besaran penduduk China terjadi dalam dua tahap.
BACA JUGA:Mengungkap Makna Ayam Kung Pao di Perayaan Imlek, Simbol dari Keberuntungan dan Kesejahteraan
Pertama dan terpenting, pada abad ke-16.
Ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka sangat dibutuhkan oleh dunia sebagai akibat dari ekspansi kolonialisme negara-negara Eropa.
Untuk menjadi pedagang atau pekerja di negeri orang, orang China membutuhkan pikiran dan tenaga.
JP Coen, Gubernur Jenderal VOC, adalah salah satu yang diperlukan.
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Ini 5 Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, No 2 Tarik Wisatawan Mancanegara..
Coen ingin orang China mengisi Batavia. Coen berpendapat bahwa orang China memiliki standar kerja yang lebih tinggi daripada orang pribumi. "Ini menyebabkan banyak orang China pindah ke Batavia,"
Kedua, migrasi pada pertengahan abad ke-19.
Permintaan yang meningkat untuk pekerja China oleh negara-negara Barat, yang mulai menghentikan penggunaan budak kulit hitam, menyebabkan banyak orang China masuk.