BACAKORAN.CO - Pemilu 2024 masih sekitar setahun lagi, tapi sudah ada yang membuat gempar publik dengan mengungkap berbagai kecurangan yang terjadi di balik layar.
Siapa lagi kalau bukan WatchDoc, rumah produksi yang terkenal dengan film-film dokumenter kontroversialnya.
WatchDoc baru saja merilis film terbarunya yang berjudul Dirty Vote.
Film ini disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, jurnalis senior yang kerap mengkritik pemerintah.
Dalam film ini, Dandhy mengajak tiga ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, untuk membongkar bagaimana berbagai instrumen kekuasaan digunakan untuk memenangkan pemilu dengan cara-cara yang tidak demokratis.
Film ini menunjukkan bagaimana presiden petahana Joko Widodo diduga mengerahkan lembaga negara, seperti KPU, Bawaslu, dan Mahkamah Konstitusi, untuk membantu pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan menantu dan putra sulungnya.
Film ini juga mengungkap praktik-praktik politik uang, intimidasi, manipulasi data, dan kekerasan yang terjadi selama proses pemilu.
Film ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Todung Mulya Lubis, Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang merupakan salah satu pasangan calon pesaing Prabowo-Gibran.
Todung mengatakan bahwa film ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sesuai dengan kondisi saat ini.
“Apa yang ditulis atau dibuat dalam film tersebut itu tidak ada yang baru sama sekali. Dia mengingatkan kita bahwa pelanggaran dan potensi pelanggaran itu sangat masif terjadi di Indonesia,” kata Todung dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Minggu (11/2).
Todung juga mengecam pernyataan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang menuduh film ini sebagai fitnah.
Todung berharap tidak ada pihak yang bereaksi berlebihan, apalagi sampai melapor ke polisi.
BACA JUGA:Kemenag Jamin Seleksi Petugas Haji Arab Saudi Transparan, Bagaimana Jika Temukan Kecurangan? Lakukan Ini
“Film ini menurut saya pendidikan politik yang sangat bagus. Jadi, jangan baper lah, itu saja yang mau saya bilang.
Jangan sedikit-sikit melapor ke kepolisian. Ini kan tidak sehat buat kita sebagai bangsa,” ujar Todung.
Film Dirty Vote bisa ditonton secara gratis di YouTube atau diunduh di Google Drive. Film ini menjadi salah satu film dokumenter WatchDoc yang mengangkat isu-isu pemilu.
Sebelumnya, WatchDoc juga pernah membuat film Ketujuh (2014), Jakarta Unfair (2017), dan Sexy Killers (2019).
Bagaimana menurut Anda? Apakah film ini bisa membuka mata kita tentang realitas pemilu di Indonesia?
Ataukah film ini hanya propaganda belaka?