BACAKORAN.CO – Pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen internal jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Dimana saat ini memasuki masa tenang sebelum pelaksanaan pemungutan suara Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang.
Pada perdagangan pagi ini, Senin (12/2/2024), nilai tukar rupiah menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.616 per USD.
Adapun mayoritas mata uang Asia kompak menguat.
BACA JUGA:Pilpres Bayang-bayangi Pergerakan Rupiah, Bagaimana Nasibnya Pekan Ini?
Tercatat yuan China menguat 0,04 persen, dolar Singapura naik 0,06 persen, yen Jepang tumbuh 0,07 persen, won Korea Selatan naik 0,11 persen, dan ringgit Malaysia melejit 0,16 persen.
Nasib sebaliknya dialami baht Thailand dan dolar Hong Kong yang melemah 0,02 persen, rupee India ambles 0,09 persen, dan peso Filipina merosot 0,38 persen.
Sedangkan mayoritas mata uang utama negara maju kompak menguat.
Tercatat, poundsterling Inggris melejit 0,06 persen, euro Eropa menguat 0,11 persen, franc Swiss tumbuh 0,03 persen, dolar Australia naik 0,01 persen, dan dolar Kanada ambles 0,01 persen.
BACA JUGA:Saat Bertugas Menjaga TPS Ternyata Polisi Tak Boleh Mencatat Hasil Penghitungan Suara.
Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan mengalami penguatan hari ini karena data inflasi AS yang direvisi ke bawah pada akhir pekan lalu telah melemahkan dolar Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, para pelaku pasar masih merasa cemas menyambut pencoblosan Pilpres 2024.
Menurutnya, pasar saat ini mengambil sikap menunggu dan melihat untuk melihat hasil Pilpres.
Dikatakan, pasar khawatir akan terjadinya perpecahan dan ketidakstabilan politik menjelang pemungutan suara Pilpres.
BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Dipengaruhi oleh Kekhawatiran Pelaku Pasar Akan Sentimen Ini...