BACAKORAN.CO - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Menurut data World Health Organization (WHO), Indonesia berada di peringkat ketiga negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, setelah India dan China.
TBC tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tetapi juga bagi perekonomian.
Pasien TBC harus mengeluarkan biaya perawatan yang tidak sedikit, dan juga kehilangan produktivitas akibat sakit.
WHO memperkirakan bahwa TBC menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 0,52 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berupaya mempercepat penyediaan vaksin TBC baru di Indonesia.
BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Vaksin TBC: Upaya Indonesia dalam Menangani Tuberkulosis
Vaksin TBC baru diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik dan lebih lama daripada vaksin TBC yang ada saat ini, yaitu vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG).
“Vaksin TBC bisa menjadi solusi perlindungan kesehatan yang ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat.
Vaksin TBC juga berpotensi menahan penyebaran TBC resisten obat, yakni jenis tuberkulosis yang tidak merespons pengobatan standar,” kata Budi dalam agenda Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 di Kota Brasilia, Brazil, Minggu (11/2/24).
Budi mengatakan bahwa Indonesia memiliki waktu yang sangat singkat untuk mengembangkan vaksin TBC baru, jika ingin mencapai target eliminasi TBC pada 2030.
Eliminasi TBC berarti menurunkan insiden (kejadian) TBC menjadi kurang dari 10 kasus per 100.000 penduduk, dan menurunkan kematian akibat TBC menjadi kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk.
BACA JUGA:4 Khasiat Bawang Merah, Salah Satunya Bisa Membantu Obati TBC
“Apabila eliminasi TBC ingin dicapai pada 2030, kita hanya memiliki 3 tahun untuk mengembangkan vaksin TBC.
Agar dapat mulai digunakan di 2028 dan pengembangan vaksin harus dilakukan secara fokus,” ujar Budi.
Sebagai anggota dari negara yang terdampak TBC, Budi menyampaikan gagasannya dalam forum tersebut.
Budi melobi seluruh anggota negara G20 agar melakukan investasi, sehingga vaksin TBC baru dapat tersedia.
“Kita harus bersama-sama berinvestasi untuk mengembangkan vaksin TBC baru.
Ini adalah investasi yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dunia,” kata Budi.
Indonesia sendiri aktif berkontribusi dalam tiga uji klinis kandidat vaksin TBC.
BACA JUGA:Mata Ikan dan Vaksin HPV: Panduan Lengkap
Pertama adalah vaksin yang dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan perusahaan farmasi asal Inggris, GSK.
Vaksin ini menggunakan protein rekombinan yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri TBC.
Untuk pengembangan vaksin ini, telah dilakukan penelitian epidemiologi di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen populasi sampel dalam penelitian tersebut kemungkinan telah terinfeksi TBC.
Kedua, vaksin hasil kerja sama perusahaan farmasi asal China, CanSinoBio, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana.