BACAKORAN.CO - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa kenaikan harga beras di Indonesia tidak terlepas dari kondisi harga pangan dunia yang juga sedang melambung.
Ia menyebut faktor geopolitik, seperti perang dan penjajahan, sebagai salah satu penyebabnya.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggelontorkan beras SPHP ke pasaran dan memberikan bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga.
Harga Pangan Dunia Sedang Meningkat
Erick Thohir menyampaikan hal ini saat meninjau ketersediaan beras SPHP di Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga beras dan bahan pangan lainnya terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.
“Di seluruh dunia memang harga pangan sedang meningkat,” kata Erick.
Ia menyebut faktor geopolitik, seperti perang di beberapa negara, sebagai penyebabnya.
Ia juga menyoroti penjajahan yang dialami oleh saudara kita di Gaza (Palestina), yang mempengaruhi ketersediaan dan distribusi pangan di kawasan tersebut.
“Kenapa naik? Karena tentu situasi geopolitik yang terjadi ada peperangan di beberapa negara, ada juga penjajahan di saudara kita di Gaza, memang dinamika ini terjadi,” tuturnya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di Indonesia pada Januari 2024 mencapai Rp 13.500 per kilogram, naik 10,66 persen dibandingkan Januari 2023.
Harga beras di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia (Rp 11.900 per kilogram), Thailand (Rp 10.800 per kilogram), dan Vietnam (Rp 9.600 per kilogram)
Pemerintah Gelontorkan Beras SPHP
Untuk mengatasi kenaikan harga beras yang mengkhawatirkan, pemerintah mengambil langkah stabilisasi dengan menggelontorkan beras SPHP ke pasaran.
Beras SPHP adalah beras operasi pasar yang lebih murah dan berkualitas, yang disalurkan melalui Perum Bulog.
Erick mengatakan bahwa Perum Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP sebesar 220 ribu ton dari awal tahun 2024 dan mulai hari ini akan menggelontorkan lagi sebanyak 250 ribu ton.
“Untuk itu, makanya kami gelontorkan lagi 250 ribu ini bantuannya jenis beras SPHP supaya tadi keresahan itu tidak terjadi dan ini kami bisa pastikan stok beras cukup itu ada 1,2 juta (ton) dan nanti ada masuk lagi 500.000 (ton), jadi Insya Allah cukup,” kata Erick.
Ia berharap dengan adanya beras SPHP ini, masyarakat bisa mendapatkan beras yang lebih terjangkau dan tidak perlu khawatir kehabisan stok.
“Kita harapkan masyarakat bisa memanfaatkan beras SPHP ini, karena harganya lebih murah dan kualitasnya juga bagus,” ujarnya.
BACA JUGA:Harga Beras Melonjak, Sumsel Lampaui HET
Pemerintah Berikan Bantuan Pangan Beras
Selain menggelontorkan beras SPHP ke pasaran, pemerintah juga memberikan bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Bantuan pangan beras ini diberikan dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Erick mengatakan bahwa bantuan pangan beras ini diberikan sebesar 10 kg per bulan untuk setiap KPM.
Bantuan ini akan diberikan selama enam bulan, mulai dari Januari hingga Juni 2024.
“Karena itu lah pemerintah terus hadir memberikan beberapa bantuan seperti 22 juta keluarga itu dibantu yang namanya bantuan pangan 10 kilogram itu kami terus jalankan, kalau di negara lain tidak ada,” ujar Erick.
Ia menambahkan bahwa bantuan pangan beras ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dan mendorong konsumsi beras dalam negeri.