BACAKORAN.CO - Masyarakat akhir-akhir ini dipusingkan dengan harga beras yang tinggi. Selain itu juga stok di pasaran menipis.
Beras yang biasanya dibanderol Rp9 ribu, kini naik menjadi kisaran Rp12 hingga 13 ribu. Situasi semakin rumit karena beras menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.
Situasi ini memaksa Satuan Tugas Pangan Polri angkat bicara. Menurut Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan, banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras.
Menurutnya, faktor penyebab kenaikan harga beras mulai dari cuaca hingga kenaikan biaya produksi, dan bukan karena faktor pembagian bansos yang masif jelang pemilu.
"Bila terjadi kenaikan harga beras di beberapa daerah, itu disebabkan beberapa faktor seperti gangguan cuaca, kenaikan biaya produksi, keterbatasan lahan dan air," ungkapnya.
"Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan hasil produksi di beberapa daerah sentra produksi beras," jelas Whisnu.
Whisnu menegaskan bahwa masyarakat jangan terlalu khawatir. Ini karena pihak-pihak terkait telah mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menstabilkan harga beras.
Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan-humas polri-
"Terkait hal tersebut sudah dilakukan langkah-langkah antisipasi oleh kementerian/lembaga terkait," ucapnya.
Whisnu menerangkan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan monitoring dan pengawasan terkait ketersediaan dan pendistribusian beras.
"Kegiatan yang dilakukan berupa monitoring di tingkat hulu, yaitu dengan memastikan tidak adanya kendala bagi petani beras dalam memproduksi hasil sawahnya," ujarnya.
BACA JUGA:Polri Siap Amankan Kampanye Akbar Paslon 01 dan 02, Janji Humanis, tapi Polri Minta Begini
"Kemudian monitoring di tingkat hillir agar tidak terjadi simpul-simpul yang dapat menghambat kelancaran jalur distribusi sampai ke konsumen," lanjutnya.
Whisnu mengatakan bahwa Polisi juga akan mengecek tempat penyimpanan atau gudang beras. Langkah ini untuk memastikan bahwa tidak ada pihak-pihak yang melakukan penimbunan beras.