Menurut teori utama, ukuran raksasa hewan purba dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Di masa lalu, kadar oksigen di udara masih cukup banyak dan berlimpah ruah serta lahan yang begitu luas.
Sehingga kondisi tersebut diyakini oleh para ilmuwan sangat berkontribusi untuk membuat ukuran hewan purba menjadi raksasa.
Adapun alasan kenapa sekarang hewan berukuran raksasa tidak muncul lagi yaitu ada kaitannya dengan teori lain yang dijelaskan dalam teori Hukum Cope.
BACA JUGA:Rekomendasi Makanan Kelomang yang Merupakan Hewan Omnivora, Apa Aja?
Dalam teori tersebut, sebagian orang maupun ilmuwan meyakini bahwa hewan purba berevolusi selama ribuan tahun diantara kepunahan massal pada era Cretaceous, sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Kepunahan massal di masa lalu ini telah memusnahkan hewan purba raksasa.
Sehingga setelah itu hewan yang muncul tumbuh makin kecil dibandingkan dengan hewan purba maupun dinosaurus sebelum kepunahan tersebut.
Teori tersebut menganggap dinosaurus musnah akibat kepunahan massal maka hewan yang tumbuh setelah peristiwa tersebut semakin mengecil.
Meski begitu, studi fosil hewan purba terbaru membantah dua teori tersebut.
Di mana studi baru tersebut menunjukkan bahwa rahasia ukuran raksasa hewan purba terletak pada fisiologi tulang serta paru-paru hewan purba yang ternyata sama dengan burung.
Dalam studi fosil dinosaurus terbesar yaitu supersaurus, ternyata hewan purba berleher panjang ini memiliki kantung udara di dalam tulang mereka.
Keberadaan kantung ini meringankan bobot mereka serta menjaga tubuh runtuh seiring pertumbuhan tubuh mereka yang kian meraksasa.
BACA JUGA:Apa Manfaat Tidur Bersama Hewan Peliharaan? Ternyata Dapat Membantu Menyembuhkan Insomnia Loh...
Supersaurus sendiri merupakan salah satu jenis hewan purba yang memiliki bobot setara 45 ton atau 7 gajah Afrika.