Tok! Suku Bunga Acuan Ditahan Lima Bulan Berturut, Ini Penjelasan Bos BI

Kamis 22 Feb 2024 - 16:58 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

Namun, BI mengakui bahwa ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.

BACA JUGA:The Fed Belum Mau Pangkas Suku Bunga, Simak Penjelasan Lengkap Mr Powell !

BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Pagi Ini saat The Fed Tahan Suku Bunga

"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 3,1 persen pada tahun 2023 dan 3,0 persen pada tahun 2024, meningkat dari proyeksi sebelumnya masing-masing sebesar 3,0 persen dan 2,8 persen," terang Perry.

Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India yang lebih kuat, sejalan dengan tingginya konsumsi dan investasi.

Namun, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih lemah serta kontraksi ekonomi di Inggris dan Jepang dapat mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi global.

Perry juga mencatat bahwa eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut dapat mengganggu rantai pasokan, meningkatkan harga komoditas pangan dan energi, serta menahan penurunan inflasi global.

BACA JUGA:Sesuai Prediksi, The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Rencana Pemangkasan?

BACA JUGA:Pasar Prediksi The Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Ditutup Menguat Jadi Segini..

Hal ini menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan global tetap tinggi.

"Pada sisi domestik, pertimbangan untuk mempertahankan suku bunga acuan didasarkan pada prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada kuartal IV-2023 sebesar 5,04 persen dari 4,94 persen pada kuartal sebelumnya, sehingga pertumbuhan keseluruhan pada tahun 2023 mencapai 5,05 persen," jelas Perry.

Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, nilai tukar Rupiah juga masih terkendali.

Meski mengalami sedikit pelemahan sebesar 1,68 persen dari akhir Desember 2023.

BACA JUGA:Jelang Rapat The Fed, Begini Proyeksi Pemangkasan Suku Bunga Acuan!

BACA JUGA:Sikap The Fed Soal Pemangkasan Suku Bunga Buat Rupiah Bernasib Begini

Hal ini lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Won Korea, Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 3,69 persen, 4,27 persen, dan 5,31 persen.

Kategori :