BACAKORAN.CO -- Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengevaluasi kinerja PT Ricky Kencana Sukses Mandiri (RKSM) selaku pihak ketiga pelaksana Proyek Flyover Tebing Bantaian, Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Kementerian PUPR akan memberi teguran keras keras kepada perusagaan itu. Karena adanya kecelakaan kerja di proyek itu setidaknya menunjukan bahwa manajemen keselamatannya tidak cukup memadai.
"Kami informasikan juga bahwa Jembatan Bantaian ini sifatnya (sque), tidak lurus tetapi miring, mungkin penyedia jasa belum punya pengalaman bagaimana melakukan erection girder di jembatan miring,"jelas Direktur Jenderal Bina Marga PUPR Dr Ir Hedy Rahadian, Sabtu 9 Maret 2024.
Dia menambahkan, ada hal-hal yang tidak diperhatikan terkait jembatan yang sifatnya sque atau miring oleh pihak penyedia jasa.
BACA JUGA:Alat Pemasang Girder Jembatan Fly Over Tebing Bantaian Muara Enim Ambruk, Sejumlah Pekerja Tertimpa
Hedy Rahadian menjelaskan bahwa , proyek itu bukan ambruk melainkan tergulingnya Elektrik Girder Launcher Flyover yang di kerjakan PT Ricky Kencana Sukses Mandiri (RKSM)
Pihak Kementian menegaskan akan melakukan identifikasi pendalaman dan evaluasi secara teknis terhadap kemungkinan penyebabnya tergulingnya Elektrik Girder Launcher Flyover tersebut.
Pasalnya, potensi-potensi penyebab masalahnya bisa berbagai kemungkinan termasuk sistem keselamatan kerja di PT Ricky Kencana Sukses Mandiri.
"Kita menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya 2 orang pekerja, akibat kegagalan Girder Erection ini. Untuk korban yang meninggal maupun yang masih di rawat akan dipenuhi haknya sesuai aturan yang berlaku dan harus tuntas," jelas Hedy Rahadian.
BACA JUGA:5 Daftar Harga Beras di Beberapa Daerah hingga Tembus Rp17 Ribu
BACA JUGA:Siap Bertarung! Koalisi Pecah, Hormati Keputusan Mawardi, Ini Kata Herman Deru..
"Kami sudah memastikan kepada Kepala Balai, kepada penyedia jasa agar hak-hak pekerja, baik yang meninggal dunia atau yang sakit untuk diselesaikan atau dipenuhi haknya, perawatannya dipenuhi hingga tuntas," ujarnya.
Menurut Hedy, pihaknya mengklarifikasi beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab kegagalan erection itu. Kemungkinan kata dia adanya gaya tambahan akibat adanya kereta api yang lewat.
Karena kata dia ada informasi dari pekerja bahwa sebelum runtuh, girder itu sempat berayun yang menyebabkan terguling.
Lanjut Hedy, pihaknya juga sudah mengintruksikan kepala balai dan Satker PPK untuk memberikan teguran keras kepada penyedia jasa, karena bagaimana pun ini adalah tanggungjawab penyedia jasa selaku pelaksana pengerjaan konstruksi.
BACA JUGA:Simak Pesan Menag Yaqut bagi Umat Islam di Seluruh Indonesia Terkait Penetapan Awal Ramadan!
BACA JUGA:Jangan Sampai Derita Masalah Kesehatan, Hindari Kebiasaan Makan Seperti Ini Selama Berpuasa!
Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan penyedia jasa untuk melakukan evaluasi menyeluruh, terhadap sistem manajemen keselamatan yang diterapkan dan memastikan ke depan tidak ada kejadian serupa.
Penyedia jasa juga harus menyiapkan langkah tindak lanjut penyelesaian tindak lanjut Flyover Bantaian ini, sehingga tidak terlalu mundur.
"Pada prinsipnya, kami di Kementerian PUPR Bina Marga menerapkan (Dis Tolerans) terhadap masalah safety, kami sangat menyesalkan bahwa penyedia jasa tidak cukup bisa memenuhi standar-standar safety yang telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan, ini akan menjadi bahan evaluasi," tegasnya.
Mengenai penyebabnya, kata Hedy, ada beberapa kemungkinan yang diidentifikasi, yang pertama adanya potensi gaya lateral tambahan yang menyebabkan (Lantrinh) kemudian launcher girder itu menjadi terguling.
BACA JUGA:Spek Canggih! KIA Ray EV, Mobil Listrik Mungil, Kapan Masuk Indonesia?
BACA JUGA:Jalan Sempit, Nyaris Longsor Ancam Kelancaran Lalulintas Jalan Provinsi
Pihaknya juga mengidentifikasi perbaikan teknis pemasangan girder untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini, yaitu dengan pemasangan (Aklur).
Kemudian juga pihaknya memahami bahwa ketika kereta api lewat komunikasi antara dua sisi menjadi terganggu karena suara bising.
"Jadi mungkin, ada hal-hal yang sifatnya koordinasi kemudian terputus, jadi ini baru potensi-potensi penyebab masalah,"katanya.
Kedepan, lanjut Hedy pengerjaan proyek ini harus tetap berlanjut, karena seperti yang disampaikan di awal bahwa hak-hak korban dipastikan akan dipenuhi, baik yang meninggal ataupun sakit.
BACA JUGA:6 Jenis Kurma Termahal di Dunia, Salah Satunya Favorit Nabi Muhammad, Sudah Pernah Coba yang Mana?
BACA JUGA:Batik Jumputan Pedade Bakal Menjadi Seragam Baru Pegawai Pemkab Banyuasin
"Untuk pihak ketiga akan dilakukan teguran keras, karena adanya kecelakaan kerja ini karena manajemen keselamatannya tidak cukup memadai,"tegasnya.
"Kami informasikan bahwa Jembatan Bantaian ini sifatnya (sque), tidak lurus tetapi miring, mungkin penyedia jasa belum punya pengalaman bagaimana melakukan erection girder di jembatan miring,"katanya.
Dia menambahkan, ada hal-hal yang tidak diperhatikan terkait jembatan yang sifatnya sque atau miring oleh pihak penyedia jasa.
Dia mengatakan, panjang girdernya sendiri 50 meter ini termasuk kategori paling panjang dan pihaknya memahami bahwa ini erection girdernya adalah yang paling sulit, karena paling berat dengan total berat 230 ton, standar kekuatan 100 tahun dengan kemampuan menahan beban sesuai standar yaitu 45 ton, tutup Hedy.