BACAKORAN.CO – Harga beras baik premium dan medium melambung dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan, beras premium sempat mengalami mengalami kelangkaan di pasaran.
Hingga saat ini, harga beras premium dan medium masih tinggi, berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Naiknya harga beras ini diperkirakan akan bertahan, sulit untuk kembali turun ke harga sebelum adanya kenaikan seperti tahun lalu.
BACA JUGA:Sepekan Puasa Ramadan, Mayoritas Harga Pangan Turun, Bagaimana Beras, Telur dan Minyak Goreng?
Kenaikan harga beras ini disebabkan adanya kenaikan biaya produksi padi.
"Bayangannya adalah harga beras mungkin akan bertahan (naik), tidak sampai (turun) serendah seperti yang diperkirakan semula," ujar Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Bayu Krisnamurthi dikutip dari Antara hari ini , Selasa (19/3/2024).
Bayu menjelaskan, faktor-faktor seperti biaya produksi petani, yang mencakup ongkos tenaga kerja, sewa lahan, harga pupuk, dan benih, memengaruhi bertahannya harga beras.
Naiknya biaya produksi petani akan berdampak pada harga gabah yang dijual.
Sehingga harga beras tidak akan kembali ke level sebelumnya.
BACA JUGA:Pangan yang Harganya Meroket di Awal Puasa Ramadan, Cek Daftar Lengkapnya!
BACA JUGA:Potensi Dana Zakat Rp327 Triliun, Ini Terobosan Kemenag dalam Penguatan Ketahanan Pangan Nasional
Selain itu, biaya produksi padi yang paling besar adalah upah tenaga kerja informal yang sudah mulai naik, serta biaya hidup yang ikut meningkat.
Sekitar 50 persen dari biaya produksi sawah atau tanaman padi adalah tenaga kerja.