bacakoran.co – meski indonesia mengalami deflasi selama dua bulan berturut-turut pada awal 2025, masyarakat tetap perlu waspada terhadap menjelang lebaran.
seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ramadan dan biasanya memicu peningkatan permintaan yang berdampak pada kenaikan harga sejumlah barang kebutuhan pokok.
berdasarkan laporan terbaru, deflasi nasional pada februari 2025 mencapai 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy).
salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 va hingga 2200 va.
meski begitu, tren deflasi ini tidak menjamin harga barang tetap stabil menjelang hari besar keagamaan nasional (hbkn).
lonjakan harga jelang lebaran
deputi bidang koordinasi pengelolaan dan pengembangan usaha bumn kemenko perekonomian, ferry irawan mengingatkan, momen ramadan dan
idulfitri cenderung menyebabkan lonjakan harga.
oleh karena itu, pemerintah bersama bank indonesia dan tim pengendalian inflasi daerah (tpid) terus berupaya menjaga stabilitas harga serta memastikan ketersediaan stok pangan.
"kita harus tetap waspada terhadap pergerakan harga komoditas yang secara historis selalu naik saat hbkn," ujar kepala kantor perwakilan bank indonesia kalimantan utara, hasiando ginsar manik.
untuk mengantisipasi kenaikan harga, gubernur kalimantan utara telah menginstruksikan tpid setempat melakukan langkah-langkah strategis, seperti
operasi pasar, gerakan pangan murah, serta memperluas kerjasama antar daerah (kad) guna memastikan stok tetap aman dan harga tetap terjangkau.
daftar barang yang diprediksi naik harga
sejumlah komoditas yang diprediksi mengalami kenaikan harga menjelang lebaran antara lain:
beras: permintaan tinggi menjelang idulfitri seringkali menyebabkan stok berkurang dan harga naik.
gula pasir: kebutuhan meningkat untuk pembuatan kue dan makanan khas lebaran.
daging sapi & ayam: lonjakan konsumsi protein hewani selalu terjadi pada ramadan hingga idulfitri.
telur ayam: banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan kue khas lebaran.
minyak goreng: peningkatan aktivitas memasak selama ramadan membuat permintaan melonjak.
bawang merah & bawang putih: kebutuhan bumbu dapur meningkat menjelang lebaran.
cabai merah & cabai rawit: harga cabai sering naik akibat peningkatan konsumsi dan faktor cuaca.
tiket transportasi: harga tiket pesawat, bus, dan kereta api biasanya melonjak saat arus mudik dan arus balik.
faktor penyebab kenaikan harga
selain permintaan yang meningkat, terdapat beberapa faktor lain yang dapat memicu lonjakan harga menjelang lebaran, antara lain:
gangguan distribusi: kendala di pelabuhan, keterbatasan armada angkut, dan cuaca ekstrem dapat memperlambat distribusi barang.
biaya logistik tinggi: tarif tenaga kerja bongkar muat yang mahal serta kondisi infrastruktur yang kurang optimal dapat berkontribusi terhadap kenaikan harga.
spekulasi pedagang: beberapa pedagang cenderung menahan stok untuk menaikkan harga saat permintaan meningkat.
strategi pemerintah mengatasi lonjakan harga
untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis, termasuk:
operasi pasar & pangan murah: menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
peningkatan peran bumd & sistem resi gudang (srg): menjamin kepastian harga bagi petani dan menjaga stok pangan tetap aman.
transformasi digital & elektronifikasi transaksi: mendorong transaksi non-tunai guna meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam perdagangan.