"Setelah tiba di Jakarta dari Doha, saya kembali fokus memperkuat tim nasional. Maarten Paes sudah resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Sementara Calvin Verdonk pemain NEC Nijmegen dan Jens Raven pemain FC Dordrecht juga dalam proses naturalisasi," terang Erick.
Keberadaan pemain yang sudah dinaturalisasi ini berdampak positif pada permainan Indonesia. Perduan pemain naturalisasi rasa Eropa dengan pemain lokal produk Liga 1 juga yang abroad menjadi kekeuatan baru Timnas Indonesia.
Buktinya, mereka bermain lebih tenang di lapangan. Siapa pun lawan yang dihadapi.
Di Piala Asia Qatar Januari lalu, Timnas Senior mencetak sejarah dengan menembus babak 16 besar. Itu adalah capaian sejarah sepak bola Indonesia selama bermain di Piala Asia.
Kemudian di Piala Asia U-23, lebih fenomenal lagi. Timnas Indonesia U-23 menjungkalkan semua prediksi pecinta sepak bola.
Siapa sangka sebagai tim debutan di Piala Asia U-23, Timnas Indonesia mampu menaklukkan raksasa di sepak bola Asia.
Australia dihajar dengan skor 1-0. Kemudian Yordania dicukur dengan skor telak 4-1.
Kemudian Korea Selatan dipaksa pulang dini usai dihentikan langkahnya di babak 8 besar. Korea Selatan takluk kepada Indonesia usai kalah adu penalti dengan skor 11-10 setelah di waktu normal dan perpanjangan waktu skor imbang 2-2.
Kejutan Indonesia di Piala Asia U-23 belum usai meski gagal melaju ke final. Mereka kini menatap Olimpiade 2024 Paris.
Tiket ke Olimpiade Paris akan dikejar melalui dua jalur. Pertama, melalui perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23.
Cara ini akan ditempuh dengan melawan Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23. Pemenang akan langsung terbang ke Paris ikut Olimpiade.
Untuk tim kalah, tetap berpeluang ke Olimpiade. Hanya harus berjuang lagi melalui babak play off.
Indonesia jika kalah akan bertarung berebut tiket sisa Olimpiade dengan Guinea, selaku peringkat keempat Piala Afrika U-23.
Jika sukses ke Olimpiade, maka akan jadi sejarah Indonesia. Mereka sukses mengulang jalur ke Olimpiade yang pernah dibuat pendahulunya pada Olimpiade Melbourne 1956.
BACA JUGA:Apa Hebatnya Maarten Paes, Kiper Yang Akan Dinaturalisasi PSSI? Berikut Penjelasannya