Saat Presiden Recep Tayyip Erdogan semakin meningkatkan kritiknya terhadap Israel, serta berusaha mengkonsolidasikan dukungan dari pemilih konservatif di dalam negeri.
BACA JUGA:Sadarkah Israel, Mereka Tidak Akan Dapat Membasmi Hamas?
BACA JUGA:Siapakah Saleh al-Arouri; Pemimpin Perlawanan Hamas yang Syahid dibunuh oleh 'Israel'?
Perdagangan antara kedua negara tersebut bernilai US$6,8 miliar atau setara Rp109 triliun pada tahun 2023, dengan 76% dari jumlah itu merupakan ekspor Turki.
Sementara itu, Israel mengimpor barang senilai US$4,6 miliar dari Turki pada tahun yang sama, menjadikannya sumber impor terbesar keenam bagi Israel.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, menyatakan, tindakan ini menunjukkan perilaku seorang diktator yang mengabaikan kepentingan rakyat Turki dan komunitas bisnis.
“Mengabaikan perjanjian perdagangan internasional,” cetusnya.
BACA JUGA:Saleh al-Arouri, Wakil Biro Politik Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Libanon.
BACA JUGA:KFC Malaysia Tutup 100 Tokonya Imbas Boikot Anti Produk Pro Israel, Bagaimana Indonesia?
Terkait langkah Turki tersebut, Israel dikabarkan akan berusaha menciptakan alternatif perdagangan dengan meningkatkan produksi lokal dan mencari pemasok baru.
Namun, ada pula seruan di Israel untuk memberlakukan tarif perlindungan penuh pada impor dari Turki.
Bahkan melarang beberapa impor seluruhnya sebagai respons terhadap tindakan Turki.
Semua langkah ini terjadi setelah Turki mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan kasus Afrika Selatan di pengadilan tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
BACA JUGA:Nyaris Tewas, Dua Menteri Israel Kecelakaan, Kena 'Karma' Loh! Berikut Kejadiannya..
BACA JUGA:China Ambil Sikap Tegas, Siap Lakukan Ini Atas Aksi Israel Serang Iran
Israel dituduh melakukan genosida di wilayah Palestina.