Begini Cara Jamaah Resiko Tinggi Jalankan Ibadah di Puncak Haji, Pakai Skema Murur, Ini Penjelasannya

Sabtu 08 Jun 2024 - 12:22 WIB
Reporter : Kumaidi
Editor : Kumaidi

"Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Ini cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai nafar tsani," lanjutnya.


Masjidil Haram menjadi tempat tujuan favorit jamaah haji selama di Makkah.-kemenag-

Subhan menjelaskan bahwa pembagian kerikil ini dilakukan di atas bus bersamaan dengan pembagian snack berat. Snack itu bagian dari layanan konsumsi di Muzdalifah.

"Jadi nanti, di saat jamaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Tidak boleh ditinggal di Arafah,” ingat Subhan.

BACA JUGA:Ini 3 Penyakit Dominan yang Menyerang Jamaah Haji Indonesia di Makkah, Perhatikan Himbauan Aktifitas di Luar

Kata Subhan, bagi para jamaah yang tidak mengikuti skema murur snack berat bisa langsung dikonsumsi di Muzdalifah. Para jamaah haji bisa konsumsi snack berat sambil menunggu pemberangkatan ke Mina.

"Adapun untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” ucap Subhan.


Bus Shalawat menjadi fasilitas saat jamaah haji di Makkah-kemenag-

Nah, untuk mendukung aktifitas para jamaah haji yang sepekan jelang puncak haji ini hampir 200 ribu jamaah Indonesia telah berada di Makkah Al Mukaramah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyediakan 450 armada Bus Shalawat yang beroperasi selama 24 jam. 

Dengan fasilitas ini, para jamaah dapat dengan leluasa bila ingin pergi beribadah di Masjidil Haram. Namun, menjelang puncak haji jamaah disarankan untuk beribadah di pemondokannya saja.

"Bus Shalawat itu akan berhenti operasional pada tanggal 5 Zulhijah atau 11 Juni 2024. Mulai tanggal 5 sampai 8 Zulhijah, atau saat jamaah mulai diberangkatkan ke Arafah, aktifitas ibadahnya cukup di pemondokan saja," terang Kepala Seksi Transportasi PPIH Daerah Kerja Makkah Syarif Rahman.

Kategori :