Presiden AS saat itu, Donald Trump, menginisiasi Kesepakatan Abraham, yang akhirnya menarik Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko untuk berhubungan secara diplomatik dengan Tel Aviv.
Setelah normalisasi itu, muncul laporan Washington sedang berupaya menginisiasi hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi.
Namun hingga saat ini upaya tersebut belum terwujud.
Mantan direktur CIA David Petraeus mengatakan hal ini disebabkan langkah Israel yang tidak mau tunduk pada "Solusi Dua Negara", di mana akan ada dua negara berdampingan, Israel dan Palestina.
"Jalan yang solid, komitmen yang kuat terhadap solusi dua negara dari Israel adalah pertanyaan terbesar bagi rencana normalisasi Israel dan Saudi," ujarnya dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, Arab Saudi tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara dan menolak mengakuinya sejak negara Yahudi itu merdeka pada tahun 1948.
Namun, terdapat "kerja sama" yang terpisah antara keduanya dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan harapan akan perjanjian normalisasi.
Sejak akhir 2022, penerbangan Israel bisa melewati langit Arab Saudi.
Ini seiring keluarnya aturan yang mengizinkan semua penerbangan melintasi langit Arab Saudi, termasuk El Al, Israir, dan Arkia, tiga maskapai penerbangan Israel.