BACAKORAN.CO - Bestie tanggal 30 Juni 2024, wajib pajak di Indonesia harus memastikan bahwa Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sudah dipadankan.
Jika tidak, akan ada sanksi yang diberlakukan.
Mulai 1 Januari 2024, wajib pajak individu di Indonesia harus menggunakan NIK sebagai NPWP.
Hal ini diatur dalam keputusan Menkeu Nomor 112 tahun 2022.
Seluruh layanan administrasi perpajakan dan layanan lain yang memerlukan NPWP akan menggunakan NIK atau NPWP format baru.
BACA JUGA:Buruan Padankan NIK dan NPWP, Bulan Ini Paling Lambat Loh Guys! Jika Tidak..
BACA JUGA:Waduh, Masih Ada 12 Juta WP “Bandel” Belum Padankan NIK dengan NPWP, DJP Ungkap Alasannya!
Hasil pemadanan NIK dan NPWP akan digunakan sebagai data identitas Wajib Pajak.
Bagi yang belum memadankan NIK dan NPWP, akan diminta oleh pihak pajak untuk melakukan pemadanan.
Jika sampai tanggal 30 Juni 2024 NIK dan NPWP belum dipadankan, akan ada sanksi berupa kesulitan dalam mengakses layanan perpajakan.
Ini termasuk layanan pencairan dana pemerintahan, ekspor dan impor, layanan perbankan, pendirian badan usaha, layanan administrasi pemerintahan, dan layanan lain yang memerlukan NPWP.
BACA JUGA:Ketika Sudah Tidak Bekerja Lagi, Apakah Bisa NPWP diNonaktifkan? Begini Caranya
BACA JUGA:Jangan Tunda Lagi, Buruan Padankan NIK ke NPWP, Mumpung Jadwalnya Diperpanjang hingga..
Cara melakukan pemadanan NIK-NPWP dapat dilakukan secara mandiri melalui situs pajak.go.id, call center Kring Pajak 1500200, atau ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat.
Data yang perlu divalidasi adalah NIK, nama, tempat dan tanggal lahir wajib pajak sesuai dengan KTP dan KK.