BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah terpuruk di akhir pekan di tengah menguatnya dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup pada level Rp16.301 per USD, melemah 51 poin atau turun 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di angka Rp16.294 per USD pada penutupan perdagangan akhir pekan.
Sedangkan mata uang kawasan Asia bergerak bervariasi.
BACA JUGA:Investor Antisipasi Data Penting, Rupiah Putus Tren Pelemahan Tiga Hari Beruntun
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Rupiah Pagi Ini Lanjut Loyo, Jadi Segini!
Tercatat peso Filipina ambles 0,38 persen, baht Thailand melejit 0,43 persen, ringgit Malaysia tumbuh 0,16 persen, dolar Singapura menguat tipis 0,01 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,01 persen.
Nasib sebaliknya dialami won Korea Selatan yang anjlok 0,24 persen, rupee India minus 0,02 persen, dan yuan China merosot 0,05 persen, dan Yen Jepang stagnan.
Sementara mayoritas mata uang negara maju ditutup di zona hijau.
Tercatat poundsterling Inggris melaju 0,10 persen, dolar Australia melesat 0,31 persen, euro Eropa melejit 0,03 persen, dan dolar Kanada tumbuh 0,11 persen.
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
BACA JUGA:Mata Uang Asia dan Negara Maju Kompak Loyo, Bagaimana Nasib Rupiah Pagi Ini?
Hanya franc Swiss yang ambruk 0,10 persen.
Analis pasar uang Lukman Leong, mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipicu data produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan.
Selain itu, sentimen luar kemungkinan meningkatnya tensi perdagangan AS – China jadi penyebab terpuruknya rupiah.