BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (26/7/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level 16.301 per USD, melemah 51 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,03 persen ke angka 104.38.
Adapun sejumlah mata uang Asia lainnya loyo terhadap dolar AS.
BACA JUGA:Rupiah Terpuruk di Akhir Pekan, Tembus Rp16.301 per USD, Sentimen Luar Ini Jadi Pemicu!
BACA JUGA:Investor Antisipasi Data Penting, Rupiah Putus Tren Pelemahan Tiga Hari Beruntun
Tercatat yen Jepang ambles 0,01 persen, won Korea anjlok 0,26 persen, yuan China merosot 0,05 persen, dan rupee India melemah tipis 0,02 persen.
Sebaliknya, dolar Hongkong dan dolar Singapura yang menguat 0,01 persen, dolar Taiwan tumbuh 0,02 persen, peso Filipina melejit 0,39 persen, baht Thailand meroket 0,42 persen, dan ringgit Malaysia melonjak 0,14 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, para pelaku pasar merespons positif data PDB AS kuartal kedua 2024 yang lebih kuat dari ekspektasi.
Selain itu, terang Ibrahim, fokus pun tertuju pada data indeks harga PCE AS yang akan datang.
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Rupiah Pagi Ini Lanjut Loyo, Jadi Segini!
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
Ini merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve Sistem sebagai isyarat lebih lanjut terkait kemungkinan pemotongan suku bunga acuan.
Pembacaan tersebut, lanjutnya, diharapkan menunjukkan inflasi yang sedikit mereda pada Juni 2024, jelang pertemuan The Fed.
Pasar mengharapkan The Fed secara luas mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil dan mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga acuan pada September.