BACAKORAN.CO - Empat hari setelah kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, otoritas Iran mulai mengungkap hasil penyelidikan.
Sejumlah pejabat intelijen dan militer Iran telah ditangkap terkait dengan insiden tersebut.
Menteri Intelijen Iran, Esmaili Katib, mengungkapkan bahwa Israel mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat untuk membunuh Haniyeh.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan perang terbuka di Timur Tengah.
BACA JUGA:Terungkap! Begini Hasil Investigasi Heli Presiden Iran yang Jatuh, Benarkah Ada Indikasi Serangan?
BACA JUGA:Begini Respon Hamas Atas Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam Kecelakaan Helikopter!
Selain kasus pembunuhan Haniyeh, militer Israel juga melakukan serangan terhadap dua agen Hizbullah di daerah Blida, Libanon Selatan.
Tentara pendudukan Israel mengklaim bahwa sasaran-sasaran tersebut ditembak segera setelah diidentifikasi beroperasi di daerah peluncuran roket.
Dalam 48 jam terakhir, tentara Zionis Israel juga melancarkan serangan dan operasi militer di wilayah Jalur Gaza, menewaskan 35 warga Palestina dan melukai 55 lainnya.
Total korban meninggal dunia sejak serangan pada Oktober 2023 mencapai 39.480, dengan korban luka mencapai 91.128 orang.
BACA JUGA:Tuding Israel Dibalik Tewasnya Ismail Haniyeh, Hamas Siap Balas Dendam, Ancam Lakukan Ini!
Pemerintah Iran telah menahan puluhan orang, termasuk perwira militer dan intelijen, sebagai bagian dari penyelidikan atas pembunuhan Ismail Haniyeh.
Menurut The New York Times, staf di Wisma Tamu Teheran tempat Haniyeh dibunuh pada Rabu pagi telah ditahan.
Agen keamanan menyerbu wisma tamu milik KS Garda Revolusi Islam dan menempatkan semua staf di bawah karantina, menangkap beberapa orang.