Hamsi Ditikam Jauh Dari Rumah, Polisi Selidiki Dugaan Pembunuhan Berencana

Senin 26 Aug 2024 - 16:08 WIB
Reporter : Doni Bae
Editor : Doni Bae

BACAKORAN.CO -- Hingga Senin siang 26 Agustus 2024, Satuan Reskrim Polres Lubuklinggau Sumatera Selatan masih menyelidiki kasus tewasnya Hamzi alias Hamsi (50), seorang kontraktor pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Utara   (Muratara) Sumatera Selatan (Sumsel).

Kapolres Lubuklinggau AKBP Bobby Kusuma Wardhana melalui Kasat Reskrim AKP Hendrawan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah saksi, serta memeriksa rekaman beberapa CCTV milik warga di beberapa titik yang diduga di lintasi korban.

Dugaan sementara, Hamsi di tikam oleh pelaku yang belum di ketahui identitasnya, jauh dari lokasi tempat dia ditemukan ambruk dengan sepeda motornya.

Diwartakan sebelumnya, sebelum dinyatakan tewas, Amsi di temukan warga bersimbah darah di Perumahan Yosep 929 depan SD IT Mutiara Cendikia, Lubuklinggau.

Lokasi tempat korban di temukan tepat di depan rumah tetangganya yang bersebelahan dengan rumah korban.

"Sejumlah saksi sudah kita periksa, termasuk beberapa CCTV milik warga,"katanya."Untuk saksi istri korban belum bisa kita minta keterangan karena masih shock dan dalam suasana berduka,"katanya.

Pemeriksaan terhadap istri korban salah satunya untuk mengetahui kemana korban pamit pergi dan apakah sempat menyebut nama pelaku.

Namun AKP Hendrawan tidak menjelaskan apakah pihaknya juga meminta keterangan salah satu anak korban yang berusia 4 tahun yang saat kejadian ikut di sepeda motor.

Dia mengulas jika korban ditemukan terjatuh di depan rumah tetangganya, Antoni yang bersebelahan dengan rumahnya.

Korban sempat meminta pertolongan, lalu anaknya lari memberitahukan kejadian itu ke ibunya yang berada dirumah.

Beberapa saat kemudian korban sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak sempat memberikan informasi tentang pelaku penikaman itu.

"Ada luka senjata tajam di bagian punggung korban sebelah kanan selebar 3 cm, itu bukan luka tembak,"tegasnya.

Karena minimnya saksi, polisi mengaku mengumpulkan sekecil apapun informasi yang di dapat di lapangan.

"Informasinya masih terbatas, korban ini awalnya keluar dari rumah bersama anaknya. Kita belum tahu keluarnya ke arah mana, dan tiba tiba pulang sudah terluka, hingga akhirnya meninggal" jelasnya.

AKP Hendrawan mengatakan banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam kasus ini. Bisa saja almarhum merupakan korban pembunuhan berencana, korban perampokan, pengeroyokan atau  lainya.

Pembunuhan berencana bisa di duga kuat jika pelaku ada kaitannya dengan kasus pengancaman oleh mantan Kades Karang Anyar.

"Kami tidak bisa menyimpulkan sebelum ada bukti yang cukup. Kalau ditanya terkait kasus korban dengan mantan Kades Karang Anyar, kami juga masih selidiki," katanya.

AKP Hendrawan meminta semua pihak, agar bersabar dan mempercayakan kasus ini sepenuhnya ke pihak kepolisian.

"Kami yakin, optimis dan bakal terungkap, anggota sudah bergerak semua dilapangan,"ujarnya.

Dia juga menghimbau agar  pelaku penikaman yang menewaskan korbannya Hamsi agar segera menyerahkan diri.

"Karena setiap aksi kriminalitas itu ada jejaknya, kami akan tindak tegas. Mau sampai ke manapun pasti kami buru," katannya.

Sementara itu, jenazah Hamsi Senin (26/8) sekitar pukul 10.00 WIB telah di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jogoboyo.

Hendri adik kandung korban saat melepas jenazah Hamsi dari kediaman duka ke TPU dia mengungkapkan, jika Hamsi memiliki empat orang anak dan satu orang istri. Dia terakhir berkomunikasi dengan korban Minggu (25/8) sekitar pukul 11.00 WIB.

Pihak keluarga mengaku awalnya mendapat informasi jika korban tewas di tembak. Informasi itu bukan tanpa alasan, karena memang sebelumnya Hamsi terlibat perseteruan dengan mantan Kades Karang Anyar, Amir. "Kami idak iklas pelakunyo harus ditangkap,"katanya.
         
Diwartakan sebelumnya, Hamsi pada Selasa 20 Agustus 2024 diancam akan di tembak dengan senajata api oleh Amir, mantan Kades Karang Anyar Musi Rawas Utara (Muratara)

Selang 5 hari kemudian tepatnya Minggu sore 25 Agustus 2024 sekira pukul 17.00 WIB, Hamsi tewas di tikam.

Sedihnya lagi, saat kejadian informasinya Hamsi sedang bersama  anaknya yang baru berusia 4 tahun.

Hamsi yang terluka parah pada bagian punggung sempat dilarikan warga ke rumah sakit Siloam Silampari Lubuk Linggau. Diduga akibat mengalami pendarahan, nyawa pria itu tak tertolong.

Kategori :