BACAKORAN.CO - Aksi demo di Balai Kota Semarang pada 26 Agustus 2024 menambah catatan hitam dalam sejarah protes di Indonesia.
Bukan hanya anak-anak, perempuan, dan mahasiswa yang menjadi korban dari kekacauan tersebut.
Kakek stabilitas pencari nafkah yang dikenal di sekitar Mall Paragon juga turut menderita akibat tindakan ngawur aparat kepolisian.
Kakek tersebut, yang sudah bertahun-tahun berjualan balon dan barang-barang kecil di samping Mall Paragon, menjadi salah satu korban kekejaman dalam aksi ini.
BACA JUGA:24 Selebritas ini Resmi Jadi Anggota DPR RI 2024-2029, Ada Iyeth Bustami Sampai Verrell Bramasta
Dengan kondisi fisik yang memprihatinkan tidak bisa berjalan dan salah satu tangannya tidak berfungsi normal, kakek ini bergantung pada kursi roda untuk beraktivitas sehari-hari.
Nasib malangnya semakin parah ketika polisi, dalam upayanya membubarkan massa, melemparkan gas air mata dan kembang api ke area sekitar Mall Paragon.
Tindakan brutal tersebut tidak hanya merusak fasilitas umum dan mengancam keselamatan banyak orang, tetapi juga menghancurkan kehidupan seorang kakek yang tidak berdaya.
ngga hanya anak-anak, perempuan, dan mahasiswa yang jadi korban, kakek ini juga jadi korban tindakan ngawur polisi di Semarang ????????????
— c౨ৎ (@mikrobiologis) August 26, 2024
cr to owner#KawalPutusanMK#MenjagaPutusanMK#TolakPilkadaAkal2an#TolakPolitikDinasti#PeringatanDarurat#IndonesiaEmergencyDemocracy pic.twitter.com/Jb72Sjgx6E
Keberadaan kakek yang selama ini menjadi pilar stabilitas ekonomi lokal dengan berjualan di tempat tersebut, harus menghadapi kekacauan yang diakibatkan oleh tindakan aparat yang seharusnya melindungi masyarakat.
BACA JUGA:Gempa berkekuatan 5,8 magnitudo mengguncang wilayah Gunungkidul, BMKG
Dalam laporan yang diterima, situasi di lokasi kejadian sangat mengkhawatirkan.
Gas air mata dan kembang api yang dilemparkan oleh polisi tidak hanya membahayakan peserta demo, tetapi juga masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam aksi tersebut.
Kakek tersebut, yang tak memiliki tempat perlindungan, akhirnya menjadi salah satu korban dari tindakan sembrono ini.