BACAKORAN.CO - Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan meletus pada Rabu 18 September 2024 pagi.
Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), letusan ini menyemburkan awan panas guguran setinggi 1100 meter ke arah barat daya, tepatnya menuju hulu Kali Krasak dan Boyong.
Letusan yang terjadi sekitar pukul 09.05 WIB ini disertai dengan suara gemuruh yang terdengar di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi.
Masyarakat di kawasan rawan bencana (KRB) segera melakukan evakuasi mandiri sebagai langkah antisipasi.
BACA JUGA:Update Terkini! Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Kolom Abu Vulkanik Membumbung Hingga 1000 Meter
Hingga saat ini, BPPTKG melaporkan bahwa tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik signifikan setelah letusan.
Namun, warga di sekitar lereng Merapi tetap dihimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya lanjutan seperti awan panas dan lahar dingin, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Merapi.
"Aktivitas guguran awan panas tercatat dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi sekitar 120 detik," jelas Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG.
Agus juga menambahkan bahwa status Gunung Merapi masih berada di level Siaga (Level III), yang berarti aktivitas vulkanik cenderung tinggi, dan potensi erupsi eksplosif masih mungkin terjadi.
BACA JUGA:Update Gunung Ibu Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 1.500 Meter, Status Level III Siaga!
Pemerintah daerah dan pihak berwenang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang tinggal dalam radius 5 km dari puncak Gunung Merapi untuk segera mengungsi ke tempat aman.
Selain itu, warga diminta untuk selalu menggunakan masker dan kacamata pelindung untuk menghindari dampak buruk dari abu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Sejumlah posko pengungsian telah dibuka di beberapa lokasi di Kabupaten Sleman dan Magelang.