BACAKORAN.CO - Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed mengambil langkah signifikan dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps).
Sebuah kebijakan yang pertama kali dilakukan sejak Maret 2020.
Keputusan ini mempengaruhi berbagai sektor, baik di dalam negeri maupun global.
Keputusan pemangkasan suku bunga acuan ini diumumkan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dipimpin oleh Gubernur The Fed, Jerome Powell.
BACA JUGA:Pasar Optimis The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Turun Tipis, Tren Positif Lanjut?
BACA JUGA:BI Bakal Dahului The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan? Simak 6 Faktor Pendukungnya!
The Fed menurunkan suku bunga acuan menjadi kisaran 4,75 - 5 persen sebagai upaya mencegah perlambatan di sektor tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Kebijakan ini memberikan dampak langsung pada biaya pinjaman di AS.
Termasuk hipotek dan kartu kredit, yang menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
Di sisi lain, pasar saham AS menunjukkan fluktuasi sebagai respons terhadap kebijakan baru ini.
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
BACA JUGA:Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Kembali Keok Dihajar Dolar AS
Reena Aggarwal, direktur Pusat Psaros di Universitas Georgetown mengingatkan, pemangkasan suku bunga acuan ini juga akan memberikan efek signifikan pada pasar global.
Terutama negara-negara berkembang.
Menurut Aggarwal, perubahan ini akan mempengaruhi pasar valuta asing, yang pada akhirnya menguntungkan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.