BACAKORAN.CO – Secara mengejutkan, Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0 persen.
Keputusan ini melebihi ekspektasi pasar, yang memperkirakan penurunan sebesar 25 bps.
Langkah ini menjadi yang pertama sejak Maret 2020, ketika pandemi Covid-19 dimulai.
Untuk informasi, sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,25 bps.
BACA JUGA:TOK! The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Pertama Sejak Maret 2020, Ini Dampaknya Menurut Pakar
BACA JUGA:Pasar Optimis The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Turun Tipis, Tren Positif Lanjut?
Namun, sejak September 2023 hingga Agustus 2024, suku bunga acuan dipertahankan di kisaran 5,25-5,50 persen.
Kini, pemangkasan suku bunga acuan dilakukan karena The Fed melihat inflasi AS bergerak mendekati target mereka di 2 persen, serta tingginya tingkat pengangguran yang menjadi perhatian utama.
"Mengacu pada kemajuan inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps," bunyi pernyataan resmi The Fed.
Inflasi AS telah turun menjadi 2,5 persen pada Agustus 2024 dari 3,7 persen pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:BI Bakal Dahului The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan? Simak 6 Faktor Pendukungnya!
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
Sementara itu, tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,2 persen pada Agustus 2024, setelah sebelumnya sempat menyentuh 4,3 persen pada Juli 2024, angka tertinggi sejak Oktober 2021.
Jerome Powell, ketua The Fed, dalam konferensi persnya menekankan pemangkasan suku bunga acuan ini bertujuan membantu pasar tenaga kerja sembari menjaga inflasi tetap terkendali menuju target 2 persen.
"Kami berupaya mengembalikan stabilitas harga tanpa menambah pengangguran," ujar Powell dilansir dari CNBC International, hari ini, Kamis (19/9/2024).