Sebagai bagian dari komitmen menuju nol emisi bersih pada tahun 2050, Inggris pun berencana mendekarbonisasi sektor listriknya pada 2030.
BACA JUGA:Harga Batu Bara Memanas, Terus Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang 2024
BACA JUGA:Pecah Rekor, 3 Negara Ini Penyumbang Terbesar Kapasitas PLTU Batu Bara Dunia, Ada Indonesia?
Artinya, mengalihkan produksi listrik ke sumber energi terbarukan seperti angin dan surya.
"Walaupun era batu bara telah berakhir, era baru dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan di sektor energi baru saja dimulai," ungkap Menteri Energi Inggris, Michael Shanks.
Sektor energi diketahui menyumbang sekitar tiga perempat dari total emisi gas rumah kaca secara global.
Para ilmuwan menegaskan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil merupakan langkah krusial untuk mencapai target perjanjian iklim Paris.
BACA JUGA:Tahun Baru Imlek 2024 Shio Naga Kayu Bawa Hoki, Harga Batu Bara dan CPO Melejit
BACA JUGA:Harga Minyak, Batu Bara dan Emas Kompak Anjlok, Apa Sebab?
Pada April lalu, negara-negara industri G7 menyepakati untuk mengakhiri penggunaan batu bara pada paruh pertama dekade mendatang.
Namun, mereka juga memberikan kelonggaran bagi negara-negara yang masih sangat bergantung pada batu bara.
Christine Shearer, analis Riset di Global Energy Monitor mengatakan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target penghentian tenaga batu bara pada tahun 2035 dan mendorongnya menjadi 2030.
“Terutama di negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman," cetusnya.
BACA JUGA:Pacu Kapasitas Angkut Batu Bara Jadi 52 Juta Ton, PTBA Bangun Fasilitas Baru, Apa Tuh?
Meski Inggris telah memimpin dalam transisi energi ini, tantangan masih menanti negara lain seperti Jerman dan Jepang.