CME memicu badai geomagnetik yang dapat memunculkan fenomena cahaya ini.
BACA JUGA:Waw! Matahari Buatan Terbesar di Dunia Menyala di Negara Ini, Bukan di China, Segini Panasnya
CME adalah pelepasan plasma dan medan magnet dari Matahari, yang membawa partikel bermuatan listrik.
Ketika partikel ini bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, mereka berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer, menciptakan cahaya yang dikenal sebagai aurora borealis di belahan Bumi utara dan aurora australis di belahan Bumi selatan.
Pemadaman Radio
Dampak lainnya dari badai Matahari ini adalah gangguan komunikasi radio.
BACA JUGA:Aneh Tapi Nyata! Badai Tidak Pernah Melintasi Garis Khatulistiwa, Yuk Simak Penjelasannya..
BACA JUGA:Badai El Nino Mengancam Populasi Gajah 45 Ribu Ekor, ini Jumlah yang Telah Mati!
Pemadaman radio gelombang pendek telah terjadi di wilayah Afrika dan Eropa akibat radiasi dari suar Matahari yang mengionisasi lapisan atas atmosfer.
Ionisasi ini menciptakan hambatan bagi sinyal radio frekuensi tinggi, yang dapat memengaruhi komunikasi jarak jauh.
Dampak di Indonesia
Peneliti Pusat Antariksa BRIN, Johan Muhammad, mengatakan dampak badai Matahari di Indonesia tidak akan sebesar di daerah-daerah lintang tinggi seperti di sekitar kutub.
Namun, Indonesia tetap bisa mengalami gangguan pada sinyal radio frekuensi tinggi (HF) dan navigasi berbasis satelit, seperti GPS.