"Cuaca antariksa akibat aktivitas Matahari di Indonesia bisa mengganggu komunikasi radio HF dan mengurangi akurasi navigasi berbasis satelit," jelas Johan dilansir dari situs BRIN.
Selain itu, ada potensi gangguan teknologi satelit dan ekonomi global akibat badai Matahari ini.
Johan pun menegaskan istilah "kiamat badai Matahari" adalah keliru dan tidak dikenal di kalangan ilmiah.
BACA JUGA:Papua Nugini di Terjang Bencana Tanah Longsor, 670 Orang Diprediksi Tewas Tertimbun
"Aktivitas Matahari adalah fenomena yang terjadi rutin. Yang penting adalah memahami prosesnya dan memitigasi dampak negatifnya," pungkasnya.
Kategori :