“Ditambah (10 tahun) sebelumnya, jadi 13 tahun,” terang mantan Wali Kota Palembang itu.
Dijelaskan Eddy, kemerosotan pembangunan Palembang dapat dilihat di sejumlah sektor.
BACA JUGA:Profil Andika Adikrishna yang Punya Darah Keturunan Pejuang, Siap Menangkan Pilkada Blora 2024!
BACA JUGA:Gagal Revisi RUU Pilkada, Kini DPR RI Sahkan Perubahan Undang-Undang soal Pelayaran, Ini Dampaknya!
Seperti di bidang kebersihan, saat ini banyak didapati sampah menumpuk di sejumlah lokasi.
“Kebersihan menurun, sampah menumpuk,” cetus calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) yang berpasangan dengan Riezky Aprilia itu.
Sampah yang menumpuk dan tidak terangkut akibat keterbatasan armada angkutan sampah.
Begitu pun anggaran yang minim.
BACA JUGA:Netralitas Harga Mati, Danrem 044/Gapo Ingatkan Jangan 'Tarik-tarik, TNI di Pilkada Serentak
Di mana produksi sampah rumah tangga sekitar 0,7 kg per orang.
Itu artinya, dengan penduduk Palembang yang berjumlah hampir 1,5 juta jiwa, berarti sampah yang dihasilkan mencapai 1.000 ton per hari.
Lantaran tidak terangkut, maka sampah-sampah tersebut akhirnya menumpuk dan mengotori lingkungan.
Padahal, terang Eddy, saat dirinya saat menjabat Wali Kota Palembang, pihaknya menyiapkan 10 unit truk pengangkut sampah yang standbye.