Jadi, ketika ada truk sampah yang bermasalah dan harus masuk bengkel, maka truk Cadangan tadi akan beroperasional.
Selain armada truk sampah, persoalan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) juga jadi pemicu terjadinya penumpukan sampah.
“TPA juga (saat ini) sudah tidak baik-baik saja,” terangnya.
Permasalahan terkait pengelolaan sampah ini, lanjut Eddy, kemungkinan terjadi lantaran terkendala masalah anggaran.
BACA JUGA:Banting Setir, ESP Kini Dukung Pasangan Ini di Pilkada Palembang
Selain masalah kebersihan, kemerosotan pembangunan Palembang juga dapat dilihat dari pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Semua (pembangunan) sudah turun, termasuk PDAM,” ungkapnya.
Padahal, dulu PDAM Tirta Musi merupakan yang terbaik di Indonesia.
Begitu pun pembangunan sarana prasarana publik.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Bersama Forkopimda Matangkan Persiapan Pilkada Serentak 2024 di Sumsel
Dicontohkan Eddy, dulu hampir seluruh wilayah di Palembang, hingga ke pelosok diterangi lampu penerangan jalan.
Kalau pun ada lampu jalan yang padam, mungkin hanya ada belasan unit.
Sedangkan sekarang diperkirakan ada 9.000 titik lampu jalan yang mati.
Terutama di wilayah pinggiran seperti Pulo Kerto Gandus.