Hal ini merupakan penyesuaian dari struktur Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang mengalami perubahan, dari 11 komisi menjadi 13 komisi, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pemerintahan baru.
BACA JUGA:Benarkah Indonesia Bisa Maju Jika Prabowo dan Megawati Bertemu? Ini Kata Pengamat Politik...
BACA JUGA:Subsidi Energi BBM, LPG dan Listrik Mau Diubah Jadi BLT, Begini Penjelasan TKN Prabowo-Gibran!
Keputusan untuk menambah jumlah komisi ini didasari oleh penataan ulang nomenklatur kementerian yang diusulkan oleh Prabowo.
Dalam konteks ini, kehadiran tokoh-tokoh seperti Erick Thohir dan Sri Mulyani menunjukkan adanya kombinasi antara pengalaman dan inovasi dalam kabinet yang dirancang Prabowo.
Erick Thohir dengan latar belakang manajemennya yang kuat, diharapkan dapat membawa inovasi dalam manajemen pemerintah.
Sementara itu, Sri Mulyani, dengan pengalamannya yang luas dalam bidang ekonomi dan keuangan, diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi negara.
BACA JUGA:Demi Membantu Keamanan IKN, Prabowo Lantik 500 Komcad Banjar Baru Gelombang I Tahun Anggaran 2024
BACA JUGA:Subsidi Energi BBM, LPG dan Listrik Mau Diubah Jadi BLT, Begini Penjelasan TKN Prabowo-Gibran!
Sebagai informasi kedatangan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar tak menyangka ketika menerima panggilan untuk bertemu dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Dalam pertemuan tersebut, ia diminta untuk bergabung dalam kabinet mendatang sebagai menteri.
“Saya betul-betul sangat surprise ya. Saya enggak menyangka dan saya kaget, saya enggak pernah membayangkan,” ungkap Nasaruddin dikutip Bacakoran.co dari Jogja.Antaranews.com pada selasa (15/10/2024).
Sebelum pertemuan ini, tidak pernah ada diskusi mengenai posisi menteri antara Nasaruddin dan pihak Partai Gerindra.
BACA JUGA:Mantan Istri Ahok, Veronica Tan Dipanggil Prabowo ke Kertanegara, di Plot Jadi Menteri Apa?
Namun, pada Senin sore sekitar pukul 18.00 WIB, Nasaruddin mendapat undangan dari ajudan Prabowo untuk datang ke kediaman di Kartanegara.