Terawan lahir pada 5 Agustus 1964 di Sitisewu, Yogyakarta.
Terawan adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).
BACA JUGA:Resmi! Prabowo Subianto Umumkan Nama-nama Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan
Setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya, Terawan melanjutkan karier di bidang kedokteran militer di bawah naungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Kemudian mengkhususkan diri dalam radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya dan menyelesaikan sub-spesialisasi di bidang Radiologi Intervensional pada 2009.
Terawan juga meraih gelar doktor (S3) dari Universitas Hasanuddin pada 2016.
Pada 2019, sebelum diangkat menjadi Menteri Kesehatan Terawan mendapatkan kenaikan pangkat dari mayor jenderal menjadi letnan jenderal yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87/TNI/Tahun 2019.
BACA JUGA:Fantastis! Ini Perbandingan Mencolok Harga Jam Tangan Prabowo vs Gibran saat Pelantikan
BACA JUGA:Dilantik Pagi Ini! Intip Daftar Lengkap Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Setelah dilantik sebagai Menteri Kesehatan, Terawan memilih pensiun dini dari militer untuk fokus pada tugas-tugas di pemerintahan.
Rekam Jejak Kontroversi yang Mengiringi Karier Terawan
Dikutip Bacakoran.co dari CNN.indonesia.com pada rabu (23/10/2024) Terawan pernah terlibat dalam beberapa kontroversi selama kariernya, terutama saat menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Keputusannya untuk menerapkan terapi intra arterial heparin flushing (IAHF) atau yang lebih dikenal sebagai "cuci otak" bagi pasien stroke, menuai kritik dan penolakan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
BACA JUGA:Mewah! Ini Harga Stroller Bobby Kertanegara Kesayangan Prabowo, Dari Jalanan jadi Kucing Istana
BACA JUGA:Sempat Dipanggil Prabowo, Raffi Ahmad, Gus Miftah hingga Budiman Tak Masuk Kabinet, Ada Apa?
Menurut MKEK IDI, terapi tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan dinilai melanggar kode etik kedokteran.